Sabtu, 02 Juli 2022

TEKNOLOGI SOSIAL

 

TEKNOLOGI SOSIAL

 

 

A.      PENGERTIAN  TEKNOLOGI  SOSIAL

 

Techne artinya seni (art) atau cara, logos artinya pengetahuan atau wacana ilmiah dan sosial artinya hidup bersama. Dengan demikian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan cara dan upaya dg menjalin hubungan sosial (kehidupan bersama) yg berkualitas untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Latar belakang yang mendasari teknologi sosial adalah sosiologi terapan untuk menghasilkan warga Negara yang memiliki pengetahuan keterampilan sosiologis yang memadai dlm membuat perencanaan sosial, kebijakan, keputusan-keputusan sosial, tindakan-tindakan praktis aspiratif sebagai upaya menangani isu-isu sosial mutakhir dan resolusi masalah-masalah krusial dalam masyarakat.

 

Karakteristik jelajah program teknologi sosial diantaranya adalah sebagai berikut:

 

1.    Keterampilan sosial (Social skill) dalam mengidentifikasi masalah-masalah sosial (setempat) yang memiliki kegunaan, kepentingan dan dampak.

2.    Penggunaan sumberdaya sosial (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.

3.    Keikutsertaan dalam mencari unsur-unsur sosial yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4.    Pemahaman sains dan teknologi kehidupan masyarakat, bukan sekedar konsep-konsep sosial abstrak, melainkan desain sosial konkrit yg dapat menggunakan utk memecahkan masalah.

5.    Penekanan pada kesadaran sosial yang berkaitan dengan terapan adaptif cara berperilaku dlm kehidupan bersama yg dapat diterima sbg kepentingan dlm bekerjasama sesuai dg karakteristik sains dan teknologi.

6.    Sumber daya humas mempunyai peran strategis dlm upaya mengendalikan isu dan pmecahan masalah sosia yg timbul sbg dampak perubahan.

7.    Menggali unsur-unsur sains dan teknologi sosial yang berkaitan dg potensi kecerdasan sosial yg dapat berfungsi sbg prinsip hidup dalam menciptakan dan memelihara kerukunan hubungan bersama di tengah-tengah kemajemukan sosial budaya masyarakat.

8.    Berdamai bejalar dari masyarakat.

Penggunaan istilah teknologi (technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861). Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology.

Pada dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada pengkajian seni-seni industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri. Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the skills by which we produce and use them ("teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu").

Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun bukan benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan pengertian ini, berarti teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.

Kata "teknologi" juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik atau cara-cara. Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber daya, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti misalnya "teknologi medis" atau "teknologi luar angkasa", ia merujuk pada keadaan pengetahuan, dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing. "Technology state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.

Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budayadunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis (https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi).

Dalam pengertian eksakta, teknologimerupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjatapenghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.

Dalam kehidupan masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi dan telah memberi peluang kemudahan bagi masyarakat dalam proses produksi dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dengan teknologi manusia dapat memperkecil atau bahkan menghilangkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, dan terhindar dari terkurasnya tenaga pisik dan sumber daya alam yang merugikan. Dalam hal ini berarti penerapan teknologi dapat memengaruhi nilai dan etika perilaku masyarakat menjadi lebih efisiensi dalam konteks produktivitas manusia. Akan tetapi keadaan ini dalam sistem hubungan sosial dapat mengakibatkan terkucilnya manusia, terutama jika tidak didukung oleh pemahaman bahwa kemajuan yang berkesinambungan dan menguntungan itu niscaya melalui transhumanisme dan tekno-progresivisme.

Dalam pengertian sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat, manusia pun disebut sebagai makhluk sosial karena tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain. Untuk itu perlu dibagikan informasi mengenai pengertian sosial menurut para ahli beserta definisi dan unsur-unsur sosial secara umum.

Dalam kaitannya dengan ilmu sosial, Aikenhead (Alit 1994) memberikan  batasan society is the social milieu. Society merupakan lingkungan pergaulan sosial serta kaidah-kaidah yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Menurut Ryan (Alit 1994), bahwa pengaruh sains dan teknologi terhadap masyarakat (society), adalah tanggung jawab sosial, kontribusi terhadap keputusan sosial. Membentuk (mengawal, mengendalikan) masalah sosial, menyelesaikan masalah praktis dan sosial, serta kontribusi terhadap ekonomi, militer, dan berpikir sosial.Terdapat banyak definisi sosial yang dikenal luas dan sering dikemukakan oleh banyak pakar dan peneliti, baik dari Indonesia atau luar negeri. Selain itu definisi sosial juga bisa dilihat di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengertian dan definisi sosial menurut para ahli beserta ciri-ciri sosial.

Pengertian sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat di manapun berada. Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungan manusia dengan organisasi untuk mengembangkan kapasitas dirinya. Pengertian sosial berhubungan dengan jargon yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Setiap manusia memang tidak bisa hidup sendirian. Seseorang membutuhkan orang lain untuk mendukung hidupnya. Dukungan ini bukan hanya berarti bantuan, namun dukungan ini berarti juga jaminan seseorang untuk mengembangkan dirinya. Manusia yang bersosialisasi kurang baik dengan seseorang lainnya akan menjadi pribadi yang tidak berkembang sempurna.

Pengertian sosial tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, karena memang diarahkan pada seluk beluk kehidupan manusia bersama kelompok di sekitarnya. Istilah ini juga dapat diabstraksikan ke dalam perkembangan-perkembangan kehidupan manusia, lengkap dengan dinamika serta masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitarnya. Pengertian sosial memaknai persinggungan antarmanusia, yang kemudian disebut interaksi. Interaksi ini dimulai sejak manusia memiliki hubungan kontrapsikis maupun kontrafisik dengan orang-orang di sekitarnya. Sekecil apapun bentuk kontrafisik dan kontrapsikis yang dihasilkan, jika memunculkan singgungan atau reaksi secara sosial, misal pengungkapan kata terhadap lawan sosial, sudah berarti interaksi. Hanya bentuknya interaksi sederhana, karena berlangsung secara singkat.

Dalam kehidupan sosial, manusia berkembang melalui reaksi kelompok, yaitu kontak atau saling persinggungan antara individu dengan individu lainnya dalam lingkup kelompok tertentu. Reaksi kelompok ini secara sederhana dapat diistilahkan sebagai lingkungan pergaulan, dari mulai pertemanan, persahabatan, ikatan kekerabatan, hingga hubungan persaudaraan. Hubungan-hubungan tersebut berkembang dalam lingkup kehidupan manusia dalam suatu ruang gerak yang dinamai masyarakat. Dalam pengertian sosial, masyarakat dapat diartikan sebagai kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan teratur dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, serta kepentingan para anggotanya. Masyarakat dalam pengertian sosial muncul karena adanya individu-individu yang memiliki kepentingan di dalam suatu lingkungan untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhannya. Untuk mendapatkan keinginannya secara sempurna, individu-individu itu menetap di satu kawasan dalam waktu yang cukup lama sehingga melahirkan kebudayaan khusus. Kebudayaan ini kemudian membentuk pola-pola kehidupan tertentu yang teratur dari waktu ke waktu dalam kehidupan masyarakat setempat.

Talcott Parson menyatakan, bahwa dalam keberlangsungan masyarakat ada yang disebut sebagai sistem-sistem sosial, yakni seluruh tindakkan sosial yang dilakukan oleh para anggotanya untuk tetap mempertahankan keutuhan masyarakat tersebut. Para anggota masyarakat di satu kawasan akan sepenuhnya melindungi lingkungannya, dari ancaman apapun yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup mereka. Sistem sosial ini tidak dapat dilepaskan dari unsur kepentingan anggotanya yang kemudian disosialisasikan secara meluas demi persamaan pandangan. Bahkan jika telah membentuk sebagai sebuah kebudayaan, kepentingan ini akan diwariskan secara turun temurun.Sistem yang dimaksud bukan sekadar ikatan keluarga atau ikatan pertemanan saja. Sistem dalam pengertian sosial ialah hal-hal yang disepakati oleh sekelompok masyarakat untuk melindungi keberlangsungannya. Hal-hal itu yang mengikat hubungan manusia dalam masyarakat, di luar respon-respon yang muncul secara alami dalam sebuah interaksi sosial.

Spencer beranggapan bahwa masyarakat dapat dianalogikan sebagai organisma yang terdiri dari bagian-bagian terpenting yang memiliki ketergantungan satu sama lain sehingga, jika salah satu bagian saja tidak berfungsi, maka akan sangat mungkin mengganggu fungsi lainnya. Sistem yang dimaksudkan dalam pengertian sosial  ialah suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi satu sama lainnya, atau interaksi yang dialami kelompok-kelompok sosial yang memiliki nilai, norma, dan tujuan yang sama. Dalam keberlangsungannya sistem sosial melibatkan unsur-unsur, seperti pranata, norma, dan hukum, baik hukum adat maupun hukum publik.

Kemudian Parson mendefinisikan sistem sosial sebagai proses-proses interaksi yang dilakukan oleh para anggota masyarakat atau dalam istilah ilmu sosial disebut dengan pelaku sosial (actor). Ada pula yang disebut dengan struktur sistem sosial yang berarti struktur relasi yang terbentuk di antara para pelaku interaksi, diistilahkan jaringan relasi.Dalam konteks pranata disebut juga sebagai institusi, yaitu serangkaian aturan yang memberikan batas-batas norma pada aktivitas kelompok. Pranata sosial dijelaskan dalam norma-norma yang kita kenal, seperti norma agama, kesopanan, kebiasaan, kesusilaan, hukum, dan sosial.

Dalam kehidupan masyarakat terdapat nilai-nilai sosial yang merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan kesepakatan masyarakat atas kepantasan, baik sikap perilaku, maupun dalam penampilan busana atau penggunaan simbol-simbol tertentu. Nilai ini disosialisasikan secara turun-temurun, diwariskan oleh masyarakat dalam satu lingkungan kebudayaan tentang sesuatu yang boleh ataupun dilarang dilakukan. Dalam kehidupan masyarakat tertentu, sifat nilai lebih longgar atau tidak terlalu ketat. Jika ada pelanggarnya hanya diberikan sanksi sosial sedarhana berupa gunjingan berbisik yang dalam waktu lama dapat membuat perubahan bagi pelakunya.

Ada beberapa pendapat ahli tentang teknologi sosial, pembangunan hubungan masyarakat atau instrumen kesejahteraan sosial. Semua pemahamanan tehnologi sosial ini pada prinsipnya berkaitan dengan strategi dalam upaya menciptakan harmonisasi kehidupan kelompok sosial, khususnya persatuan, kebersamaan dan kerjasama dalam meningkatkan kesejahtaraan sosial bersama, tanpa selisih dan konflik. Apabila hal ini terus terjadi dan tidak ada usaha untuk mengubah situasi tersebut menjadi lebih baik, maka dapat dipastikan bahwa kehidupan bermasyarakat menjadi tidak tentram, yang kuat akan berkuasa, yang pandai akan menguasai yang bodoh dan yang kaya akan menguasai yang miskin. Tidak akan ada lagi demokrasi di masyarakat dan ketentraman hidup yang didambakan akan sirna. Norma mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama (Chang, 2001a).

Kecuali itu teknologi sosial dimaksudkan untuk:

a.       Menyadarkan Manusia untuk Menciptakan Keseimbangan, Keserasian dan Keharmonisandalam Hidup Bermasyarakat.Dengan melihat bahwa manusia belum sepenuhnya mengikuti akan sistem norma yang telah ada dalam masyarakat, kesadaran sosial sangat berperan penting dalam situasi seperti ini. Apabila manusia tidak ada usaha untuk menjalankan norma-norma yang ada, kehidupan masyarakat pun tidak tertib, tidak seimbang dan bahkan tidak harmonis. Oleh karena itu, semua anggota masyarakat baik yang kuat, lemah, kaya, atau pun miskin dituntut untuk meningkatkan kesadaran sosial sehingga ketentraman dan pembebasan akan terwujud di masyarakat (Freire, 1972). Manusia harus mempunyai kesadaran untuk memahami setiap perbedaan yang ada, sehingga perbedaan-perbedaan itu bukan menjadi penghancur dalam masyarakat tetapi sebaliknya sebagai motivasi seluruh anggota masyarakat untuk membangun kesatuan yang lebih kuat.

b.      MenyadarkanManusia akan Status dan Perannya. Adanya kesadaran bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidup harus memperhatikan beberapa aspek di masyarakat sehingga tidak menimbulkan benturan kepentingan dan peran. Manusia harus menyadari bahwa masing-masing individu melaksanakan status dan peran yang disandangnya dengan penuh tanggungjawab serta memperhatikan kaidah yang berlaku. Dengan menyadari bahwa ada status dan peran akan timbul rasa kebersamaan, dan dapat saling membantu satu sama lainnya (Chang, 2001a).

c.       Memberi Pandangan dalam Mengambil Sikap untuk Mengatasi Permasalahan Sosial. Kesadaran sosial bukanlah suatu hal yang ekstrim, melainkan sebagai hasil belajar dari pemahaman tentang keadaan sosial yang ada. Kesadaran sosial berperan membawa seseorang pada suatu pengambilan sikap dalam mengatasi keadaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat pada zamannya. Tidak hanya sampai disitu kesadaran sosial juga berperan membawa seseorang untuk berani mengambil tindakan untuk melawan unsur yang menindas (Freire, 1972).

Berkaitan dengan definisi teknologi sosial, Gresham & Reschly (Gimpel dan Merrell, 1998) mengidentifikasikan keterampilan sosial dengan beberapa ciri, antara lain:

 

1)    Perilaku Interpersonal. Perilaku interpersonal adalah perilaku yang menyangkut keterampilan yang digunakan selama melakukan interaksi sosial yang disebut dengan keterampilan menjalin persahabatan.

2)    Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri. Perilaku ini merupakan ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya sendiri dalam situasi sosial, seperti: keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain, mengontrol kemarahan dan sebagainya,

3)    Perilaku yang Berhubungan dengan Kesuksesan Akademis. Perilaku ini berhubungan dengan hal-hal yang mendukung prestasi belajar di sekolah, seperti: mendengarkan guru, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah.

4)    Penerimaan Teman Sebaya. Hal ini didasarkan bahwa individu yang mempunyai keterampilan sosial yang rendah akan cenderung ditolak oleh teman-temannya, karena mereka tidak dapat bergaul dengan baik. Beberapa bentuk perilaku yang dimaksud adalah: memberi dan menerima informasi, dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain, dan sebagainya.

5)    Keterampilan Berkomunikasi. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan bicara, dan menjadi pendengar yang responsif.

 

Dalam konsep Community Depelopment, dijelaskan bahwa teknologi sosial itu merupakan  cara masyarakat dalam usaha mandiri untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kulturalnya dengan mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan yang lebih luas dan mendorong kontribusi yang lebih optimal demi suatu kemajuan. Bagi pihak agen pembangunan, teknologi sosial merupakan strategi yang diperuntukkan bagi usaha membantu pembangunan kehidupan masyarakat yang masih terbelakang dan terbelenggu dengan keyakinan-keyakinan yang irrasional. Melalui pendekatan unsur-unsur sosial termasuk ikatan-ikatan emosional yang mengandung keterampilan sosial dari nilai kearifan lokal, maka dapat memperpendek jarak antara peradaban tradisional dengan sikap-sikap rasional menuju kearah perubahan harapan. Dalam hal ini kemajuan komunitas luar dapat dijadikan contoh nyata kepada masyarakat setempat untuk membantu mereka dalam mempercepat proses perubahan dan pembaruan guna mengejar ketertinggalan. Menurut Davies (Soetomo, 2006), bahwa elemen-elemen yang ada dalam komunitas itu adalah lokalitas, hubungan emosional, keterlibatan sosial, kohesi sosial dan kepentingan bersama. Dalam kehidupan bersama itu elemen-elemen tersebut menjadi pendorong tumbuhnya jaringan sosial dalam komunitas yang dibangun, baik melalui interaksi dan relasi sosial yang bersifat formal maupun informal. Jaringan sosial ini mempunyai kapasitas untuk mendorong tindakan individual ataupu tindakan kolektif dalam menghadapi berbagai persoalan yang tumbuh akibat kurang terampil dalam partisipasi menjawab tuntutan masa depan

 

Adapun ciri-ciri individu yang memiliki keterampilan sosial, menurut Eisler dkk. (L’Abate & Milan, 1985) adalah: orang yang berani berbicara, memberi pertimbangan yang mendalam, memberikan respon yang lebih cepat, memberikan jawaban secara lengkap, mengutarakan bukti-bukti yang dapat meyakinkan orang lain, tidak mudah menyerah, menuntut hubungan timbal balik, serta lebih terbuka dalam mengekspresikan dirinya. Sementara Philips (L’Abate & Milan, 1985) menyatakan ciri-ciri individu yang memiliki keterampilan sosial meliputi: proaktif, prososial, saling memberi dan menerima secaraseimbang(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2183092-ciri-ciri-keterampilan-sosial/#ixzz2AqsginNX).

 

Dengan berbasis asas keterampilan sosial tersebut, maka diharapkan masyarakat sasaran pembangunan dapat masuk ke dalam jaringan kohesi interaksi, relasi sosial dan ikatan sosial secara argumentatif dengan emosi dan dan kesadaran sebagai upaya untuk tujuan memenuhi kepentingan hidup bersama. Keterampilan sosial ini kemudian akan tumbuh menjadi energi sosial yang kuat untuk dapat mendorong lahirnya tindakan bersama untuk meningkatkan kondisi kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik. Keterampilan sosial ini dapat juga disebut sebagai modal sosial atau kapital sosial, yaitu nila-nilai dan norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara anggota masyarakat sebagai dasar kerjasama yang mempunyai potensi dalam upaya pembangunan kehidupan sosial ekonomi itu. Dalam hal ini syarat penting yang dipegang sebagai acuan adalah nilai kejujuran dan saling percaya diantara anggota masyarakat sehingga dalam proses kerjasama dalam perjuangan menuju kesejahteraan sosial mereka dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar