Sabtu, 02 Juli 2022

SIKAP DAN ETIKA PERILAKU

 

SIKAP DAN ETIKA PERILAKU

 

 

A.      SIKAP

 

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang sebagai keputusan pribadi berupa dukungan atau penolakan (pro atau kontra) terhadap obyek tertentu. Biasanya sikap diwujudkan dalam bentuk pernyataan setuju atau tidak, yang diikuti oleh tampang air muka dan profil fisik yang positif (menyenangkan) atau bisa sebaliknya.Sikap cenderung meningkat menjadi keinginan untuk melakukan tindakan dengan cara­cara tertentu terhadap obyek tertentu diluar diri seseorang. Artinya sikap akan memberikan arah kepada seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak yang melekat dalam angan pikirannya. G.W.Allport (Ahmadi, 1999), mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang diberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons induvidu pada semua objek clan situasi yang berkaitan dengannya.

 

Berdasarkan pendapat di atas, maka komponen sikap tersebut dapat dijelaskan satu persatu sesuai dengan pengertian masing-masing. Komponen kognisi berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Komponen afeksi menyangkut masalah emosional subjektif seseoran terhadap satu objek sikap. Sedangkan komponen konasi menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Asumsi dasar bahwa kepercayaan, perasaan dan jati diri seseorang amat mempengaruhi bentuk perilaku; artinya dalam situasi tertentu kecenderungan orang akan berperilaku sesuai dengan gerakan kehendak murni subyektivitas pribadinya. Menurut Talcott Parsons,tindakanyang dimaksud adalah perilaku yang disertai oleh adanya upaya subyektif dengan tujuan untuk mendekatkan kondisi-kondisi situasional atau isi kenyataan pada keadaan yang ideal atau yang ditetapkan secara normatif. Dalam teori Voluntaristic Action, Parsons kemudian menunjukkan sebuah sintesis tentang dalil, asumsi dan konsep yang sangat berguna untuk memahami tindakan sosial, yang berasal dari paham utilitarianisme, positivisme dan idealisme. Parsons mencatat beberapa keunggulan dari konseptualisasi utilitarianisme tentang manusia yang tidak diatur dan atomistik di pasar bebas dan dapat bersaing secara rasional di dalam memilih tindakan-tindakan tersebut, yang dapatmemaksimalkan keuntungan bagi dirinya dalam transaksinya denganorang lain (Implikasi teoritik teori tindakan voluntaristik: http://www.damandiri.or.id/file/idabaguswirawan-unairbab7.pdf.).

 

Menurut Mar’at (1982), bahwa sikap mengandung 3 (tiga) komponen yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu:

 

1. Kognisi, berhubungan dengan pikiran/penalaran, dimana khalayak tidak tau menjadi tau, yang tidak mengerti menjadi mengerti dan jelas.

2. Afeksi, Berkaitan dengan perasaan yang disebabkan membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi sehingga menimbulkan perasaan tetentu pada khalayak.

3. Konasi berkaitan dengan niat, tekad, yang timbul dengan didahului oleh efek kognisi dan afeksi.

 

Ke-tiga komponen tersebut perlu dijelaskan masing-masing sesuai dengan maksud yang terkandung di dalamnya. Komponen kognisi berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Komponen afeksi menyangkut masalah emosional subjektif seseoran terhadap satu objek sikap. Sedangkan komponen konasi menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Asumsi dasar bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Maksudnya bagaimana orang akan berperilaku dalam situasi tertentu terhadap stimulus tertentu yang banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaan terhadap stimuli tersebut.

Louis Thurstone (Ahmadi,1999), menjelaskan bahwa sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologis disisni meliputi. Simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikaf positif terhadap terhadap suatu obyek psikologis apa bila is suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negatif terhadap obyek psikologis bila is tidak suka (dislike) atau sikanya unfavorable terhadap sikap psikologi.

 

Menurut WA.Gerungan (1983) dalam bukunya Psykologi Sosial. Eresco, Bandung,bahwa ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

 

1.   Sikap merupakan gejala psikologi.

2.   Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan respon atau reaksi.

3.   Sikap sebagai respon atau reaksi ditujukan kepada orang atau obyek dan situasi,sehingga dalam hal ini sikap bersifat eksternal.

Sedangkan menurut Sarlito Wirawan (1987), ada beberap ciri-ciri sikap yaitu :

 

1. Dalam sikap selalu terdapat hubungn subjek dan objek, tidak ada sikap tanpa objek, objek ini dapat berupa orang, benda, kelompok orang, nilai-nilai sosial, pandangan hidup, lembaga masyarakat dan lainya.

2. Sikap tidak dibawa dari lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.

3. Karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar induvidu yang bersangkutan pada saat yang berbeda-beda.

4. Dalam sikap terdapat faktor motivasi dan perasaan. Hal ini yang membedakannya, misalnya pengetahuan.

5. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan telah dipenuhi, jadi berbeda dengan reflek atau dorongan.

6. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat bermacam-macam sesuai dengan banyak objek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.

 

Sedangkan tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2005), ada 4 (empat), yaitu:

 

Menerima (Receiving
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

Merespon (Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Menghargai (Valuting
Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap.

Bertanggung jawab (Responsile
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo(2005), bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Semenrara di lain pihak Saifudin Azwar (2005), mengatakan bahwa Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak / tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan  (afeksi), pemikiran  (kognisi) dan predisposisi tindakan  (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. 

 

Secara umum sikap dapat didefinisikan sebagaisuatu reaksi atau respon dan keputusan pribadiuntuk bertindak dengan perasaan menerima atau menolak terhadap objek tertentu.Sikap merupakan bentuk evaluasi dari reaksi perasaan individu terhadap obyek tertentu. Sikap terhadap suatu obyek adalah ketetapan perasaan individu untuk setuju, mengakui, mendukung, memihak,suka, atau sebaliknya menolak, antipati,benci, prasangka baik atau buruk terhadap obyek tersebut. Sikap individu dapat mempengaruhi individu lain atau kelompok untuk bersikap bersama, sehingga sikap tertentu dapat menjadi ciri sikap masyarakat. Dalam kaitannya terjadinya tindakan sebagai efek stimulus atas suatu keputusan sikap, Parsons dalam teori fungsionalnya berasumsi bahwa konsep voluntaristik adalah sebuah rumuswan awal dari sebuah proses pengambilan keputusan subyektif dari para pelakuindividual (actor). Parsons melihat keputusan seperti itu sebagai hasilakhir dari pertimbangan parsial terhadap jenis hambatan tertentu, baikhambatan normatif maupun hambatan situasional.

Terdapat berbagai macam sikap dalam kehidupan masyarakat, diantaranya adalah:

1.      Sikap sosial

Sikap adalah tanggapan/respon terhadap obyek tertentu, dalam bahasa inggeris disebut attitude, yaitu suatu kecenderungan untuk berbuat dengan cara tertentu. sedangkan sosial adalah hubungan antar manusia dengan segala bentuknya, misalnya keluarga, organisasi, lembaga, dan lain-lain. Dengan demikian sikap sosial dapat diartikan sebagai kehendak atau tanggapan dengan cara tertentu terhadap hubungan-hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat.

2.      Sikap antisosial

Sikap anti sosial adalah bentuk respon seseorang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Sikap antisosial memiliki konotasi negatif menurut pandangan masyarakat pada umumnya, karena dianggap menyimpang, mengganggu stabilitas dan mengancam keteraturan hidup bermasyarakat.

Ciri-cirisikap antisosial adalah: a) Adanya ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma yang berlaku dalam masyarakat; b) Adanya seseorang / sekelompok orang yang menentang norma yang berlaku dalam masyarakat; c) Ketidakmampuan seseorang untuk menjalankan norma yang ada dalam masyarakat.

Mengenai sebab-sebab orang memiliki sikap anti sosial, diantaranya karena: 1) merasakan norma dan nilai sosial yang ada tidak sesuai dengan keinginan pribadi; 2) belum/tidak siapnya seseorang untuk menerima perubahan norma-norma baru dalam masyarakat. 3) ketidak-mampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat; 4) ketidak-siapan seseorang terhadap masuknya nilai-nilai budaya baru/asing ke dalam lingkungan masyarakat.

3.      Sikap Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu paham/ajaran/doktrin dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, wilayah dan kesamaan cita-cita dan tujuan. Ada juga pendapat bahwa sikap nasionalisme merupakan rasa cinta tanah air dengan mengutamakan kepentingan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan pribadi dan golongan (https://brainly.co.id/tugas/699150). 

Menurut Smith, nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas. Gerakan ini dilakukan oleh satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya guna membentuk atau menentukan satu bangsa atau yang berupa potensi saja (https://guruppkn.com/pengertian-nasionalisme)Sedangkan menurut Hutchinson, nasionalisme lebih diartikan sebagai fenomena budaya daripada fenomena politik. Hal ini dikarenakan nasionalisme berakar dari etnisitas dan budaya promodern. Jika pengertaian nasionalisme bergeser menjadi suatu gerakan politik maka hal ini dimaknai  hanya bersifat superfisial saja. Hal ini disebabkan oleh sikap nasionalisme yang pada dasarnya tetap dilandasi motivasi budaya terutama ketika terjadi krisis identitas kebudayaan. Dengan demikian gerakan politik nasionalime dijadikan suatu sarana untuk mendapatkan kembali identitas kebudayaan suatu bangsa.

4.      Sikap Bersatu

Sikap bersatu adalah kehendak seseorang atau kelompok agar masyarakat suatu bangsa dapat hidup rukun, damai, menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan. Sebaliknya bertekad mencegah perpecahan.

Manfaat dari sikap bersatu, seperti dalam kehidupan beragam, diantaranya adalah: 1) tidak mudah di adu domba, dihasut atau difitnah oleh pihak-pihak yang menghendaki perpecahan; 2) tumbuhnya sikap saling menghormati; 3) tumbuh keberanian dalam menghadapi berbagai hambatan dan rintangan, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun dampak negatif dari kemajuan teknologi; 4) tanggap terhadap fenomena konflik dan kriminalitas, sehingga dapat melakukan pencegahan secara dini; 5) menumbuhkan rasa solidaritas dalam penegakan hukum, terutama dengan pihak-pihak aparat penegak hukum pada umumnya.

5.      Sikap Jujur

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak culas (curang), tulus ikhlas.  Sedangkan kejujuran adalah sifat jujur, ketulusan hati, kelurusan hati. Oleh karena itu pengertian kejujuran atau jujur adalah mengatakan atau memberikan informasi yang sebenarnya atau sesuai dengan kenyataan, kejujuran merupakan investasi yang sangat berharga, karena dengan kejujuran akan sangat memberikan manfaat bagi diri kita baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.

 

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq”yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalambahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:  kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, kesesuaian antara informasi dan kenyataan, ketegasan dan kemantapan hati dan sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan (https://www.scribd.com/document/376582264/ Pengertian-Sifat-Jujur).

 

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur yang harus dimiliki sifat jujur yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Bahkan jujrur dapat menjadi kepribadian seseorang atau bangsa, sehinggakejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongandengan golongan yang lain. Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkanrasa berani, karena tidak ada orang yangmerasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah mengatakan “berani karena  benar, takut  karena salah”.

 

6.      Sikap Tangguh

Sikap merupakan suatu keadaan mental seseorang berupa tanggapan terhadap obyek atau kejadian tertentu. Sikap tangguh adalah tipe kepribadian  tangguh (Hardiness). Tipe kepribadian yang mempunyai kemampuan dan daya tahan terhadap stres adalah hardiness yang merupakan konsep gagasan Kobasa. Tipe kepribadian tangguh (Hardiness) adalah suatu konstalasi karakteristik kepribadian yang membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, dan optimis dalam menghadapi stres dan mengurangi efek negatif yang dihadapi (N.Khasanah, 2004: http://repository.uin-suska.ac.id/6198/3/BAB%20II.pdf). Tangguh sama artinya dengan kuat, kokoh, tahan banting, bertekad untuk beridri tegak dan gigih pantang menyerah. Ketangguhan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat yang terbaik dari apa yang dipercayakan kepadanya (https://akarsejarah.wordpress.com/2013/ 03/31/menjadi-pribadi-tangguh/).

Sehubungan paparan ragam sikap danberbagai penjelasan di atas, maka sikap dapat didefinisikan sebagai suatu kehendak atau tanggapan internal seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu terhadap suatu obyek, tata nilai, kejadian atau suatu peristiwa tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar