Sabtu, 02 Juli 2022

HUBUNGAN MASYARAKAT (Konsep Hubungan)

 

HUBUNGAN MASYARAKAT

 

1.      Konsep Hubungan

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hubungan dapat diartikan sebagai: 1) keadaan berhubungan (harmonis; 2) kontak (terjadi hubungan antara satu sama lain; 3) sangkut-paut (berkaitan/bertalian); 4) ikatan pertalian (https://kbbi.web.id/hubungan).

 

Dalam pemahaman sosiologis, hubungan dapat diartikan (keluarga, persahabatan, dan sebagainya). Hubungan antarindividuberarti terdapat jaringan hubungan sosial yang terwujud karena interaksi antara individu-individu tertentu. Sebagai contoh ikatan kekerabatan yang mengandung arti hubungan di antara dua individu atau lebih karena asal-usul yang sama; sedangkan ikatan  keluarga, artinya mempunyai hubungan di antara dua individu atau lebih karena pertalian darah/keturunan.

 

Secara umum hubungan dapat diartikan sebagai kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih untuk memudahkan proses intensitas pengenalan antara satu sama yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia dalam masyarakat. Mengenai penguatan hubungan interpersonal (intim), dijelaskan bahwauntuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada 4 (empat) faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:

 

a) keakraban;

b) kontrol;

c) respon yang tepat; dan

d) nada emosional yang tepat.

 

Sedangkan ciri bahwa dalam proses komunikasi antar peribadi itu efektif, yaitu:

 

1) Keterbukaan (openness);

2) Empati (empathy);

3) Dukungan (supportiveness);

4) Rasa Positif (positiveness);

5) Kesetaraan (equality).

 

Dilain pihak ada ragam tuntutan komunikasi efektif, yaitu:

 

1)    keakraban yang memerlukan pemenuhan kebutuhan kasih sayang diantara pihak yang melakukan hubungan sosial. Hubungan interpersonal dalam komunikasi ini akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

2)    kesepakatan tentang satu pihak yang akan mengontrol yang lain. Jika dua pihak mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil keputusan, maka ditentukan pihak yang akan mengemukan pendapat yang lebih banyak atau yang dominan. Dalam kondisi seperti ini bisa terjadi perselisihan atau konflik karena tidak ditemukankan kesepakatan dan kesepahaman terhadap makna dan tujuan tertentu. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.

3)    ketepatan respon/tanggapan terhadap pendapat pihak lain, misalnya tanggapan Saniskoro harus diakui/diterima oleh Kenaya. Dalam bentuk percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, maka ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti respon yang diberikan adalah tidak tepat.

4)    keserasian yang dapat memelihara emosi pada waktu dialog hubungan interpersonal sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi. (http://snaniris.blogspot.com/2013/05/hubungan-personal.html).

 

Menurut S.Nariris (2013), bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas (keakraban) hubungan interpersonal/antar pribadi,yaitu:

 

1.   Komunikasi efektif

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pemangku kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif-interaktif dan menyenangkan. Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi yang disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara bersama. Bila berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan pandangan akan membuat gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya bila berkumpul dengan orang atau kelompok yang benci akan membuat tegang resah dan tidak enak.

 

2.   Ekspresi wajah

Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukkan ungkapan bahagia, mata melotot sebagai kemarahan dan seterusnya. Wajah telah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan makna dalam beberapa detik raut wajah akan menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi wajah sangat menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.

 

3.   Kepribadian

Kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin. Kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku. Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan dan respon yang akan diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan tanggapan terhadap pesan sangat tergantung pada pola hubungan pribadi dan karakteritik atau sifat yang dibawanya.

 

4.   Stereotyping

Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain yang dinisbatkan pada katagorisasi tertentu. Cara pandang ini kebanyakan menimbulkan prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-pihak yang berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukanperbaikan. Individu atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau malas. Penggunaan cara ini untuk menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterimanya dan merupakan pengkatagorian pengalaman untuk memperoleh informasi tambahan dengan segera.

 

5.   Kesamaan karakter personal

Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama. Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.

 

6.   Daya tarik

Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dandianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal. Orang-orang yang memiliki daya tarikcederung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi pendapat orang lain.

 

7.   Ganjaran

Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyakdari biaya. Bila pergaulan seorang pendamping masyarakat dengan orang-orang disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau dari keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.

 

8.   Kompetensi

Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan dari individu yang dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong penyelesaian.

 

Semua hubungan yang terjadi dalam masyarakat memiliki kebiasaan, tatacara dan aturan yang memandu lawan komunikasi (pihak lain) agar dapat menafsirkan maksud dan tujuan komunikasi masing-masing. Dalam istilah yang berbeda, bahwa aturan hubungan komunikasi interpersonal dalam masyarakat menentukan dapat dipahami/diterimanya suatu yang diharapkan, kepastian boleh atau boleh, di samping terciptanya saling memahami/menerima/menyetujui melakukan melakukan sesuatu untuk kepentingan tertentu. Secara umum ciri kunci aturan hubungan itu adalah  pemahaman masing-masing pihak yang tak terucapkan dalam proses komunikasi antar pribadi itu.

 

Dalam kehidupan masyarakat terjadinya hubungan sosial tidak terhidarkan oleh karena kesempurnaan hidup manusia amat tergantung luasnya cabang hubungan interaksional terhadap sesama individu interperseonal, kelompok sosial, komunitas etnis-budaya, dan terhadap lintas ekternal bangsa-bangsa. Sebagai makhluk sosial, individu tidak dapat menjalin hubungan sendiri, akan tetapi senantiasa menjalin hubungan dengan orang lain, mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan / memelihara keberlangsungan interaksi sosial itu dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar