Sabtu, 14 Mei 2016

SISTEM SOSIAL BUDAYA

SISTEM SOSIAL BUDAYA
(Abdul Syani)

A. SISTEM

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani Systema yang berarti Keseluruhan unsur-unsur/bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.  Menurut Tatang M. Amirin (1986:1), sistem merupakan himpunan unsur-unsur/komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh.  Sedangkan  menurut Abdul Syani (2004:123),  sistem mempunyai dua pengertian, yaitu:
Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian
Suatu hubungan yang berlangsung antara unsur-unsur/ komponen-komponen secara teratur.

Dengan demikian ciri-ciri khusus suatu sistem adalah :

1. Terdiri dari banyak unsur/bagian/komponen;
2. Unsur-unsur sistem saling berhubungan/tergantung satu sama lain;
3. Keseluruhan (sistem) lebih dari sekedar penjumlahan   komponen, tetapi sekaligus mengandung kualitas kontribusi dari masing-masing  komponen satu sama lain.

Talcott Parsons mengatakan sistem sebagai sebuah pengertian yang menunjuk pada adanya saling ketergantungan antara bagian-bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan tesebut.

Abdulsyani (2004): sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersamasama saling mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks.

Sistem  dapat berarti: cara, teknik atau metode dalam mengerjakan sesuatu, misal: cara penelitian, teknik perkuliahan, metode wawancara, metode pendekatan, cara berpikir, dan lain-lain. Dalam pengertian metode, sistem merupakan himpunan cara-cara untuk memecahkan masalah masyarakat atau masalah empiris dan hipotesis dalam penelitian.

Dalam  pengertian sosiologis, sistem berarti himpunan komponen sosial budaya yang saling berhubungan secara teratur dan berulang-ulang (ajeg) yang berwujud perilaku dalam kehidupan masyarakat.

Sebagai himpunan unsur sosial budaya, sistem menunjukkan hubungan saling ketergantungan antara gagasan-gagasan, perasaan, etika, sikap perilaku, kepentingan, kesempatan, komunikasi, status  dan peranan manusia dalam kehidupan masyarakat.

Dalam konsep saling ketergantungan ciri-cirinya antara lain :

1. Minimal ada 2 bagian yang saling menjadi gantungan bagi yang lainnya;
2. Dalam konsep saling ketergantungan kata saling tidak harus diinterpretasikan sebagai keseimbangan murni, misal 50 : 50;
3. Dalam konsep saling ketergantungan terkadang adanya saling membutuhkan dengan pengertian bahwa  saling membutuhkan tidak selamanya harus seimbang.

Istilah  sistem dapat juga digunakan untuk menyebut  berbagai bentuk himpunan unsur-unsur yang saling berkaitan  di  luar kehidupan sosial budaya, seperti:
1. tata surya;
2. keseluruhan organ tubuh;
3. humpunan  ide/gagasan, prinsip, ajaran, hukum,  semuanya merupakan sistem pemerintahan;
4. teori/hipotesis, disebut sistem karena sudah tersusun secara  sistematis, obyektif, bebas nilai, empiris, dan terbuka;
5. cara, dapat disbut sistem karena terdapat kaitan antara pelaku, sarana, kemampuan dalam melakukan sesuatu, sepert mengetik 10 jari, sistem modul, adopsi, sistem jarak jauh, dan lain-lain;
6. skema/bagan (Chart), disebut sistem karena menggambarkan kaitan antara unsur-unsur yang tersusun  sebagai struktur, seperti struktur organisasi terdapat proses (interaksi), klasifikasi, dan pembagian kerja sesuai posisi masing-masing.

B. SISTEM SOSIAL

Sistem sosial adalah wujud  kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam kehidupan masyarakat. Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.

Sistem Sosial adalah sistem yang terbentuk dalam saling ketergantungan antara  manusia dengan manusia lain. Menurut Garna (1994), sistem sosial adalah suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai, norma dan tujuan bersama. Dengan demikian, sistem sosial adalah suatu sistem dari tindakan-tindakan.

Abdulsyani (2004), sistem sosial merupakan konsep yang paling umum dipakai dalam menjelaskan dan mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai anggota masyarakat merupakan individu-individu yang saling bergantungan. lnteraksi antar individu yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu berpedoman pada norma-norma sosial.

Menurut Nasikun (1993), sistem sosial adalah suatu sistem dari tindakan-tindakan.  la terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum masyarakat.  Contoh:
mencakup semua  kelembagaan dan interaksi  antar  manusia;
himpunan orang-orang yang saling tergantung seperti organisasi       perusahaan, lembaga-lembaga pemerintah, parpol, klub sosial, himpunan para ahli dan lain-lain.

Oleh karena lingkungan masyarakat selalu berubah, maka sistem  sosial lebih bersifat terbuka. Pada setiap perubahan, individu, dan masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.  Contoh: Organisasi setelah terbuka, maka konsekuensinya  mendapat masukan (input), berarti pengelolanya harus  memeriksa, mengontrol tolok ukur intern, saperti standard target, teknik, tujuan, SDM-nya, dan lain-lain.

Unsur-unsur sistem sosial menurut Alvin L.Bertrand (1980), ada 10 unsur yang terkandung dalam sistem sosial, yaitu:
1. Keyakinan, sabagi pedoman melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam kehidupan kelompok sosial dalam masyarakat. Untuk menilai suatu kebenaran melalui keyakinan bersama. Misal: dalam menilai berbahaya /tidak dalam menerima anggota baru pada suatu kelompok /organisasi sosial;
2. Perasaan (sentimen), menunjuk pada perasaan anggota suatu sistem sosial (anggota kelompok) tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu. Stabilitas sistem sosial tergantung bagaimana perasaan para anggotannya secara umum. Jika banyak anggota saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara satu sama lainnnya, maka hubungan kerjasama tidak akan berhasil dengan baik;
3. Tujuan, target atau cita-cita, merupakan pedoman bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai secara efektif.
4. Norma, sebagai patokan tingkah laku manusia dalam situasi tertentu agar tercipta keselarasan, ketertiban dan keteraturan kehidupan masyarakat;
5. Status dan peranan, status dapat menentukan sifat, tingkat kewajiban dan tanggung jawab dalam kelompok masyarakat; di samping menentukan hubungan antara atasan dan bawahan terhadap anggota lain dalam kelompok masyarakat.  Sedangkan peranan pola tingkah laku yang diharapkan menyangkut hak dan kewajiban dari orang-orang pemangku status;
6. Tingkatan atau pangkat (rank), unsur sistem sosial yang berfungsi menilai perilaku-perilaku anggota kelompok untuk memberikan kepangkatan (status) tertentu yang dianggap sesuai dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai;
7. Kekuasaan/pengaruh (power). Kekuasaan  sangat penting untuk mengatur tindakan  orang  lain  untukk kepentingan tertentu.  Biasanya  kekuasaan bersandar  pada status  tertentu (otoritas). Di dalam pelaksanaanya terdapat unsur pemaksaan (meskipun  implisit, tapi biasa). Realisasi kekuasaan seseorang akan baik dan efektif, jika diikuti oleh perasaan kemanusiaan  dan kepentingan  bersama, sehingga keputusan dan kebijakan yang diambil menjadi adil dan memuaskan.
8. Sanksi, sistem ganjaran (rewards). Hukuman  ditetapkan dan diterapkan masyarakat sesuai dg norma-norma dan perkembangan aspirasi masyarakat. Sanksi bisa berupa penurunan pangkat guna menciptakan stabilitas sosial.
9. Sarana atau fasilitas, pada prinsipnya mengutamakan fungsi dari sarana agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama, betapapun sederhananya sarana tersebut.
10. Tekanan/Ketegangan (Stress-strain), dalam kehidupan masyarakat tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai perasaan dan interprestasi sama terhadap kegiatan dan masalah yang sedang dihadapi bersama. Suatu ketegangan hubungan antar anggota kelompok masyarakat selalu dapat terjadi.

Kecuali unsur-unsur sistem sosial sebagaimana disebutkan Alvin L.Bertrand di atas, masih banyak lagi unsur- sistem sosial yang saling berkaitan dalam kompleksitas tujuan kehidupan masyarakat. unsur-unsur sistem sosial yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

1. Harta benda, dalam kehidupan masyarakat berkaitan erat dengan kualitas/kuantitas pribadi/kelompok. Anggota masyarakat yang mempunyai harta benda mempunyai kesempatan terbuka utk mencapai cita-cita hidupnya, terhadap kegiatan-kegiatan dan kemudahan dalam penyelesaian masalah.
2. Moralitas, sebagai unsur nilai-nilai kebaikan yang dimiliki seseorang/kelompok/masyarakat merupakan pedoman / syarat kepribadian untuk memelihara kerukunan, keamanan, dan ketenteraman. Jika masyarakat mampu memelihara moralitas, maka kehidupan masyarakat dapat ancaman kejahatan dan konflik sosial. Ada hubungan antara moralitas dengan kejahatan...
3. Antagonism, juga merupakan unsur sistem sosial, yaitu sifat dan kepribadian yang cenderung menentang moralitas. Kepribadian ini sangat erat kaitannya dg kelangsungan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara...
4. Aliran/Mazhab tertentu: 1) atas dasar kepentingan keduniaan/kebendaan, 2) atas dasar kepentingan keyakinan/kepercayaan/magis/ritualitas tertentu (jika tidak dilakukan dipercaya akan terkena azab / sanksi batiniah), 3) atas dasar kepentingan IPTEK. / kelompok spesialis bidang keahlian..
5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) / seluruh bidang ilmu pengetahuan dan ragam teknologi yg dibutuhkan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan hidup sesuai dg kemajuan jaman. IPTEK merupakan unsur sistem sosial yg memiliki pengaruh terhadap unsur2 lain, seperti cita2, nilai, kesejahteraan, status dan peranan...
6. Kesejahteraan, unsur sistem sosial yg berfungsi sbg syarat pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam masyarakat, dan unsur sistem lainnya seperti:....
7.   Sportivitas,
8.   Kejujuran (berkaitan dg moralitas),
9.   Toleransi sosial,
10. Lingkungan sosial,
11. Keturunan (nenek moyang),
12. Kasta (berkaitan erat dg rank/pangkat)
13. Tradisi lokalitas (kearifan lokal)
14. Kehormatan atas keteladanan,
15. Penghargaan atas jasa,
16. Kharismatism, unsur kewibawaan
17. Bentuk Ras/tampang pisik,
18. Tata krama, sopan santun, perilaku merendahkan diri dalam hubungan sosial,
19. Sugesti,
20. Wasiat/pesan leluhur,
21. Sumpah/janji/ikrar, niat, keinginan, panggilan jiwa,
22. Simbol/lambang, ciri khas keagungan, Benda pusat pemujaan, situs peninggalan kelompok/komunitas tertentu,
23. Solidaritas (sosial),
24. Komunitas (sosial),

Berdasarkan sifat sosialnya sistem sosial dalam kehidupan masyarakat dapat di bagi atas 3 bagian, yaitu:

1. Masyarakat (kelompok) pecinta kehidupan. Sifat sosial penuh cita-cita, menjaga kelangsungan kehidupan dan berupaya untuk kerjasama. Kedestruktifan/kekejaman jarang terjadi, tidak terjadi hukuman fisik yang merusak;
2. Masyarakat non-destruktif-agresif. Masyarakat memandang keagresifan dan kedestruktifan adalah biasa. Persaingan, hierarki lazim ditemui. Masyarakat ini tidak memiliki saling percaya;
3. Masyarakat destruktif. Sifat sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam, pengkhianatan dan penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini mengutamakan kekayaan sebagai symbol-simbol kemewahan.

C. SISTEM BUDAYA

Sistem nilai budaya (sistem budaya) adalah  rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat yang dianggap penting dan bernilai. Sistem nilai budaya merupakan bagian dari kebudayaan yang memberikan arah dan dorongan pada perilaku manusia. Sistem tersebut merupakan konsep abstrak, tapi tidak dirumuskan dengan tegas, hanya dirasakan oleh warga masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, maka sistem budaya cenderung sangat mendarah daging, sulit diganti dengan konsep yang baru.

Bila sistem nilai budaya itu memberi arah pada perilaku dan tindakan manusia, maka pedomannya tegas dan konkret. Hal ini nampak dalam norma-norma sosial, hukum dan aturan tradisi. Sikap individu biasanya ditentukan keadaan fisik dan psikisnya serta norma-norma dan konsep-konsep nilai budaya yang dianut.

D. SISTEM SOSIAL BUDAYA

Dari penjelasan di atas, maka secara  sederhana dalam arti luas Sistem Sosial Budaya, dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan, masing-masing unsur bekerja mandiri, bersama sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.

E. SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA

Sosial berarti masyarakat, budaya/kebudayaan artinya semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sosial budaya berarti mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Denga demikian, maka dapat dirumuskan pengertian sistem sosial budaya Indonesia sebagai totalitas tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia Indonesia yang merupakan manifestasi dari karya, rasa dan cipta di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sistem Sosial Budaya Indonesia artinya setiap manusia terbuka mengembangkan diri dan mencapai kesejahteraan lahir batinnya secara merdeka sesuai dengan hati-nuraninya dalam kerangka pola berpikir dan bertindak berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang terdiri atas:

1  Tata nilai
Struktur tata nilai kehidupan pribadi atau keluarga, masyarakat, bangsa dan  negara meliputi berikut ini.
Nilai Agama
Nilai moral
Nilai vital
Nilai material (raga)

2  Tata Sosial
Tata sosial Indonesia harus berdasarkan (1) UUD 1945;  (2)  peraturan perundang-undangan lainnya; (3) Budi pekerti yang luhur dan cita-cita moral rakyat yang luhur

3. Tata laku ( Karya )
Tata laku pribadi/keluarga, masyarakat bangsa dan negara harus
berpedoman pada:
Norma Agama
Norma Kesusilaan/kesopanan
Norma Adat istiadat
Norma Hukum setempat
Norma Hukum Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar