Kamis, 12 Mei 2016

CERITA RAKYAT LAMPUNG: BETUNG SENGAWAN



CERITA RAKYAT LAMPUNG (Prosa Ringkas)

Masyarakat  Lampung pada umumnya banyak mempunyai  prosa  (cerita rakyat)  yang  erat kaitannya dengan sikap,  watak  dan  perilaku manusia,  baik   dalam kehidupannya  bermasyarakat,  berkeluarga, bermata  pencaharian, mengolah alam, dan dalam  perencanaan  masa depan. Dalam penelitian ini ada beberapa cerita rakyat yang dapat direkam  dan dituliskan, seperti: 1) Betung Sengawan (bambu  ser­uas); 2) Si Radin jama Si Batin; 3) Si Bungsu dan Tujuh Saudaran­ya  (Si  Bussu Tian Pitu); 4) Sidang Belawan; 5) Sekh  Dapur;  6)  Raksasa dua bersaudara (Raksasa tian Khuwa Muakhi).

Selain cerita-cerita rakyat di atas, masih ada lagi cerita rakyat lain yang belum sempat direkam dan dituliskan, oleh karena keter­batasan  waktu.  Pada waktu yang  lain  diharapkan  cerita-cerita rakyat yang  lainnya dapat dituliskan  secara  lengkap,  seperti Kisah  danau ranau, Anak Petani si Pintokh, Cerita Buay  Selagai, Cerita  Sukhai  Cambai, dan lain-lain .  Secara  ringkas  masing-masing cerita rakyat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

1.  Betung Sengawan (Bambu Seruas)

Pada zaman dulu, ada seorang raja yang bernama Raja Senapik, yang mempunyai anak laki-laki enam orang. Beliau berniat  menghitankan anak-anaknya  itu, setelah lahir anak yang ketujuh. Akan tetapi sampai  anak-anaknya  itu hampir dewasa, ternyata  adiknya  belum juga  lahir, akhirnya diputuskan anak itu akan dikhitankan  saja, walaupun anak yang ketujuh belum lahir.

Pada waktu persiapan pesta khitanan, mereka mengambil bambu  yang besar-besar  di hutan. Tiba-tiba dari sebatang pohon  bambu  yang ditebang,  keluar seorang anak manusia, yang sudah berjalan dan berbicara. Anak tersebut dibawa ke istana.

Sebagaimana biasanya dalam acara khitanan, anak-anak yang  dikhi­tankan  diberi  gelar, keenam anak itu pun  diberi  gelar  semua. Sedangkan anak yang keluar dari bambu itu, memberi gelar dirinya sendiri,  yaitu Pangeran Nyak Beduwowmu, yang artinya ialah  Pan­geran saya Budakmu.

Keenam  putra raja itu merasa tersinggung, akhirnya mencari  akal untuk  membunuhnya, namun tidak berhasil. Akhirnya raja  menyuruh anak  bungsu itu mengembara, dan diberinya nama Pangeran  Sangon Ratu.  Kemudian ia bertemu dengan sorang raja yang  bernama  Raja Kilap,  dan tinggal di istana raja itu. Dan  akhirnya  ia  kawin dengan putri Raja Kilap.

13 komentar: