Senin, 23 September 2019

TOLERANSI SEBAGAI INSTRUMEN TEKNOLOGI SOSIAL DALAM PRAKTIK HUBUNGAN MASYARAKAT

Oleh:
Abdul Syani

Secara Umum toleransi (Toleransi sosial=menghormati prinsip/keyakinan pihak lain) dapat diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia sebagai warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing. Dengan syarat bahwa selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak bertentangan dengan prinsip
upaya menciptakan ketertiban dan perdamaian dalam kehidupan masyarakat. Pada mulanya toleransi berasal dari bahasa latin “tolerantia” yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara etimologis istilah “tolerantia” dikenal dengan sangat baik di dataran Eropa, terutama pada Revolusi Perancis. Hal itu terkait dengan slogan kebebasan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi inti Revolusi Perancis.
 

Secara etimologi berasal dari kata tolerance (Inggris) yang berarti sikap membiarkan,
mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan.
Toleransi berarti tenggang rasa, secara istilah,toleransi adalah sikap menghargai dan
menghormati perbedaan antarsesama manusia. Dalam bahasa Arab menterjemahkan
dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.Allah Swt.
menciptakan manusia berbeda satu sama lain.Perbedaan bisa menjadi kekuatan jika
dipandang secara positif. Sebaliknya, perbedaan bisa memicu konflik jika dipandang
secara negatif (https://www.ja).
 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa toleransi secara etimologis adalah sikap
saling mengizinkan dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan
persetujuan. Toleransi harus didasari sikap kerelaan kelapangan hati terhadap
keberadaan orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri.
Toleransi sosial itu tumbuh, terjadi dan berlaku berlaku dalam hubungan masyarakat
justeru karena adanya perbedaan prinsip diantara pribadi dan golongan. Sikap
toleransi hadir untuk menghormati perbedaan atau prnsip orang lain tanpa
mengorbankan prinsip sendiri. Dalam praktiknya tertuju pada aspek-aspek yang
detail dan teknis, dan bukan dalam persoalan yang prinsipil. Pada tanggal 16
Nopember adalah hari peringantan toleransi internasional yang diadopsi UNESCO
dari declaration of Principles on tolerance pada Nopember 1995.
 

Ada beberapa pendapat ahli tentang definisi toleransi, diantaranya adalah:

1. Menurut WJS. Purwadarminta, toleransi adalah sikap atau sifat menenggang
berupa menghargai serta membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan ,
kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri.
2. Menurut Dewan Ensiklopedi Indenesia, Toleransi dalam aspek sosial politik
merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai suatu keyakinan
yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena sebagai pengakuan
dan menghormati hak asasi manusia.
3. Menurut Ensiklopedia American, Toleransi memiliki makna sangat terbatas. Ia
berkonotasi menahan diri dari pelanggaran dan penganiayaan , meskipun
demikian ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang tersembunyi dan biasanya
merujuk kepada sebuah kondisi di mana kebebasan yang diperbolehkannya
bersifat terbatas dan bersyarat.
 

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah suatu
sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta
memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi
manusia (http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-toleransisecara- lengkap.html).
Selain itu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesiadijelaskan bahwa toleransi dengan
kelapangan dada, dalam artian suka kepada siapa pun, membiarkan orang
berpendapat atau berpendirian lain, tak mau mengganggu kebebasan berpikir dan
berkeyakinan orang lain. Micheal Wazler (1997) memandang toleransi sebagai
keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi
adalah membangun hidup damai (peaceful coexistence) diantara berbagai kelompok
masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.
Sedangkan Heiler menyatakan bahwa toleransi yang diwujudkan dalam kata dan
perbuatan harus dijadikan sikap menghadapi pluralitas agama yang dilandasi dengan
kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan kerjasama yang bersahabat
dengan antar pemeluk agama.
 

Secara sederhana sikap toleran diartikan sebagai sikap menghargai terhadap
kemajemukan. Dengan kata lain sikap ini bukan saja untuk mengakui eksistensi dan
hak-hak orang lain, bahkan lebih dari itu, terlibat dalam usaha mengetahui dan
memahami adanya kemajemukan. Dengan demikian toleransi dalam konteks ini
berarti kesadaran untuk hidup berdampingan dan bekerjasama antar pemeluk agama
yang berbeda-beda. Sebab hakikat toleransi terhadap agama-agama lain merupakan
satu prasyarat utama bagi setiap individu yang ingin kehidupan damai dan tenteram,
maka dengan begitu akan terwujud interaksi dan kesefahaman yang baik di kalangan
masyarakat beragama (Djohan Efendi: http://tut-64.com/s/redirect.php? webid=
4315ad8093d1777b600&tz=7&screen=1366x768|13).
 

Dalam terapan teknologi sosial, toleransi dapat dibedakan atas beberapa macam,
diantaranya adalah toleransi sosial dan toleransi agama. Toleransi agama adalah
sikap yang ditunjukkan oleh seorang individu atau kelompok dalam menghormati
agama yang dianut oleh orang lain, baik secara individu atau kelompok. Dalam
toleransi agama, seseorang tidak boleh merendahkan agama yang dianut orang lain
dan yang lebih penting adalah tidak boleh menjadikan orang yang berbeda
agamasebagai musuh. Contoh toleransi agama sesama muslim salah satunya yaitu
menghargai perbedaan pendapat yang ada dalam memahami Islam misalnya
perbedaan jumlah rakaat pada saat salat terawih, perbedaan kapan melakukan puasa
& lebaran Idul Fitri, dan lain-lain. Sedangkan toleransi sosial adalah sikap
menghargai antara individu satu dengan yang lainnya terhadap status sosial yang
mereka miliki. Dalam hal ini seseorang harus bijak dalam bersikap pergaulan di
tengah-tengah ragamnya statussosial dalam kehidupan masyarakat. Prinsip toleransi
sosial adalah saling menjaga dan menghormati agar terciptanya lingkungan yang
nyaman. Dalam hehidupan sehari-hari toleransi merupakan salah satu akhlak mulia
(akhlakul karimah) yangharus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi
sikap menghargaiperbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan
sejahtera. Dalam kehidupansehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan teknologi
sosial sikap-sikap sebagaiberikut.
1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.
2. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
3. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
4. Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai
agamanya masing-masing.
5. Memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah bagi nonmuslim.
6. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
8. Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
9. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan
(https://www.jatikom.com/2016/09/pengertian-dan-sikap-toleransidalam.html#ixzz5FDQU7akf).
 

Dalam konsep sosiologis bahwa bermasyarakat merupakan kebutuhan bagi
kehidupan manusia, di mana karakter manusia identik dengan makhluk sosial yang
butuh bersosialisasi. Kehidupan sosial masyarakat tidak selamanya seragam, akan
tetapi niscaya terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu sama
lainnya. Sebagai bangsa yang berbudaya seharusnya perbedaan antar manusia adalah
sebuah keindahan yang harus disikapi secara positif. Dengan demikian kehidupan
bermasyarakat akan lebih indah, jika perbedaan disikapi dengan bijaksana
(http://pengayaan.com/).
 

Manfaat dari implementasi unsur teknologi sosial toleransi, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Terhindar dari konflik. Sikap toleransi antar individu atau kelompok merupakan
hal yang sangat penting untuk menghindari terjadinya perselisihan atau konflik
dalam hubungan masyarakat. Di samping merupakan salah satu norma-norma
yang harus dijalankan untuk menciptakan kerukunan, kebersamaan dan persatuan
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Mengendalikan Ego. Dengan bertoleransi, secara tidak langsung dapat
mengendalikan ego yang ada di dalam diri individu. Apabila individu tidak dapat
mengontrol egonya, maka dapat menimbulkan konflik antar individu atau
kelompok. Dengan kemampuan mengendalikan ego yang selalu ingin menang
sendiri, maka proses interaksi dalam hubungan masyarakat akan berjalan dengan
damai penuh dengan perasaan saling menghargai antar sesama.
3. Memperkuat sikap Nasionalisme. Sikap toleransi yang diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat dapat menumbuhkan sikap nasionalisme yang kuat, di
mana dalam suatu bangsa yang besar, masyarakatnya memiliki rasa mencintai,
menghargai dan saling peduli satu sama lain.
 

Sumber lain menyebutkan beberapa manfaat sikap toleransi dalam kehidupan
masyarakat, yaitu :


1. Akan tercipta kerukunan antar umat beragama, antar suku, sehingga akan tercipta
juga kehidupan yang indah dalam bermasyarakat. Fakta sejarah membuktikan
bahwa dengan adanya sikap toleransi akan menimbulkan kehidupan yang lebih
indah. Sejarah membuktikan akan akanya tempat-tempat indah yang akan menjadi
bukti dari kehidupan toleransi sudah ada dari zaman dahulu.
2. Menghindari peperangan dan perpecahan: belajar menghormati dan menghargai
pendapat orang lain adalah modal penting bagi terciptanya kedamaian.
Peperangan atau perpecahan yang banyak terjadi akibat adanya sikap yang tidak
dapat menghargai pendapat orang klain. Bertoleransi dengan menghargai
pendapat orang lain akan membawa kehidupan yang lebih indah.toleransi antar
umat beragama merupakan wujud nyara dari sikap menghargai. Unsur agama
adalah hal yang penting di mata masyarakat. Apabila tidak ada sikap toleransi,
maka isu agama ini sangat rentan menmbulkan perpecahan dan konflik. Seperti
saat ini yang sering terjadi adanya kerusuhan yang berbau SARA akibat tidak
adanya sikap toleransi.
3. Mempereat hubungan antar manusia: Toleransi dalam bermasyarakat selain
menghindari konflik, juga membuat hubungan antar manusia lebih erat. Kegiatan
diskusi akan menghasilkan satu keputusan yang indah menandakan bahwa
masyarakat sudah bisa menjalankan hidup bertoleransi.
4. Memperkuat Iman: setiap ajaran agama manapun pasti mengajarkan betapa
pentingnya bertoleransi antar umat beragama. Keberadaan Iman menciptakan
tonggak kehidupan yang lebih indah dengan sikap toleransi. Menerapkan iman
dalan setiap tingkah laku menunjukkan bahwa sikap toleransi sukses dilakukan.
5. Meningkatkan Rasa Persaudaraan: Sikap bertoleransi terhadap orang lain akan
menimbulkan rasa sayang dan juga rasa persaudaraan yang kuat.
Kecuali itu, manfaat dari sikap toleransi terhadap kehidupan bernegara adalah
menimbulkan rasa cinta terhadap negara. Toleransi yang berhasil dilaksanakan pada
kehidupan sehari-hari akan meningkatkan rasa cinta tanah air dan negara. Sebab,
landasan terkuat dari bangsa yang besar adalah adanya sikap toleransi dalam
bermasyarakat. Sikap nasionalisme akan muncul dengan adanya sikap toleransi yang
telah berhasil dilaksanakan secara konsisten. Munculnya bangsa yang besar akan
hadir jika sikap toleransi telah mengakar pada hati masyarakat serta menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari yang lebih indah, damai dan makmur
(http://pengayaan.com/5). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar