Senin, 23 September 2019

24 UNSUR PRINSIP HIDUP IKATAN KEMUWAKHIAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN

Oleh: Abdul Syani 


1. Telibak, khelom tengingok, kejung bitian (artinya: tanpa terencana lewat/ sekedar melintas, ketemu sebentar, tapi berkesan dalam ingatan yang mendalam, panjang terngiang dalam hati tentang harapan hidup bersama. Ikatan persaudaraan itu tidak hanya terbatas hubungan pisik dan pandangan kasab mata, melainkan sampai pada relung hati eratnya hubungan batiniyah, terasa selalu ingin bersama berdampingan, ada daya tarik yang saling membutuhkan dalam bentuk kepuasan hati)

2. Lamon teliak, sai peneduh (artinya: meskipun banyak macam bentuk suatu kenyataan hidup, dari yang menyenangkan sampai pada penderitaan hidup, dari yang indah sampai yang paling kumuh yang terekam oleh pandangan mata, akan tetapi selalu dikuti dengan berpikir penuh pertimbangan, jernih dan sehat / positif, sehingga melahirkan satu paradigma / pendekatan, pandangan dan kesimpulan yang paling mendekati kebenaran dan kebaikan. Harapannya adalah dengan satu pandangan ini dapat terhindar dari kesalah-pahaman menjalani hidup bersama antar saudara, sehingga dapat menumbuhkan persamaan emosi jiwa, mempermudah dan mempercepat tercapainya keberhasilan usaha kerja bersama, yaitu kesejahteraan lahir dan batin)

3. Sekhelom tiselom, sekekah temanggal (artinya: seperti menyelam hendak mendulang berlian dalam lautan, semakin dalam diselam (dengan semangat yang tinggi), semakin nampak sasaran, seolah lautan menjadi dangkal, sehingga berlianpun muncul / terangkat keatas. Sedalam-dalamnya rahasia kehidupan ini diselami / ditelusuri, maka sesuatu / cita-cita / harapan yang dicari akan semakin jelas / nampak, seolah di depan mata, yang dicari seakan berbalik arah datang / hadir menampakkan diri, dan citacitapun tercapai. Dalam hidup bersama saudara, semangat mencari penghidupan baru yang lebih baik dan dapat membangun kesejahteraan bersama secara sukarela, senantiasan tertanam sebagai prinsip hidup, sehingga tak ada celah sedikitpun kemungkinan masuknya benih konflik dalam tubuh persaudaraan itu. Kendatipun ada perselisihan, segera ditelusuri secara jujur, ikhlas dan terbuka, sehingga akan ditemukan penyebabnya, dan titik temu penyelesaian dapat dicapai)

4. Seasuk depok tesegok, tengunut tigoh tenghalu, mak ukhung kepandaian (artinya: walaupun sangat rahasia suatu tempat bersembunyi atau disembunyikan, tapi karena semangat bersama menelusuri / mencari dengan sungguh-sungguh / gigih dan tak kenal menyerah, maka suatu ketika dengan ijin Tuhan upaya ini akan menemukan hasil. Begitupun dalam hidup bersaudara tak ada rahasia diantaranya, harus sanggup hidup bersama secara terbuka tanpa tahasia, dustapun tiada. Jika ada pasti akan ketahuan juga, dan ini akan membawa petaka. Oleh karena itu dalam hidup bersaudara dipastikan dan diyakini dalam hati akan selalu terbuka, tanpa rahasia agar dalam segala usaha akan dtemukan jalan kemudahan)

5. Tenyapai najin Tetuku, Kebung Tikhai tandani simah (artinya: terttata/tersusun rapih meskipun ruang sudut yang sempit, kain hiasan penutup dinding sebagai simbol para penyimbang dan warga adat memiliki sikap hidup yang peduli. nampak / diketahui sudut ruang terikat menyatu / terhubung, dikuti hiasan tirai dinding yang bersambung. Dalam pokok sampiran kalimat perumpamaan ini terkandung makna bahwa dalam kehidupan rumah tangga kepenyimbangan adat, hubungan persaudaraan luas, termasuk ikatan kemuwakhian tersirat kuat dan kompak, ibarat sudut ruang yang sempit / rumit, tapi tertata kuat dan indah. Keadaan demikian diperkuat juga dengan ikatan keluarga yang ikhlas saling menjaga rahasia martabat dan kehormatan bersama, ibarat penutup dinding (kebung) meski beragam warga, tapi kompak dalam yang menunjukkan kebersamaan dengan keindahan makna semboyan yang terkandung)

6. Butawai jak pakhi hapa, linguk jak muwakhi, setiwat hengas mak beguna (artinya: belajar dari ibarat padi tak berisi / hampa, tak peduli terhadap ikatan persaudaraan, berarti akan menuai akibat setarik nafas tak bisa menolong [tak bisa menyelamatkan]. Begitu pentingnya memelihara ikatan / hubungan persaudaraan, karena saudarasaudara yang peduli dan ikhlaslah yang dapat membuka jalan menju keberhasilan hidup yang sejahtera. Tanpa saudara seseorang akan kehilangan segalanya, gelap, hampa dan kesulitan menemukan jalan penghidupan meskipun setapak)

7. Hakikat dikekhindu, muwakhi netak segala penghalang (artinya: seperti sari dari cinta (ibarat sedang dilanda rindu, rela menerjang ombak badai demi kekasihnya), nilai persaudaraan dapat menangkal / melenyapkan / mengikis semua aral/ rintangan / memotong hambatan atau penghalang. Ikatan persaudaraan itu pada prinsipnya mengandung nilai suci dan ikhlas dari hati yang dalam; pertalian saudara itu seperti jiwa raganya sendiri yang selalu saling melindungi dan tak segan berkorban melawan / memotong semua niat dan tindakan jahat pihak yang hendak merusak hubungan persaudaraan)

8. Sikhok angkon muwakhi, kelom panjak, jawoh teliak (artinya: ikatan hubungan pengakuan saudara itu sangat kuat, dapat meringankan segala beban, gelap saja nampak, apalagi terang, jauh saja terlihat apalagi dekat. Bersaudara itu merupakan sumber motivasi / semangat hidup yang dapat mempermudah dan mempercepat keberhasilan semua usaha perjuangan dalam memenuhi kepentingan hidup brsama. Dengan adanya semangat itu meskipun berat dan sulit pekerjaan yang dihadapi akan terasa mudah)

9. Kahut dimuwakhi, butakhuh nyawa mak kisekh, mak melap dikhindos jaman (artinya: begitu kuatnya pengakuan terhadap saudara (kahut= rasa kasih sayang mendalam), bertaruh nyawapun sanggup / tak tak geser berubah pendirian, bahkan tak akan melunturkan niat meskipun dilindas / diterpa pengaruh kegilaan jaman. Meskipun banyak alternatif gelamor dan hingar bingarnya gejolak kehidupan yang menyenangkan / menguntungkan pribadi secara duniawi, tak akan membuat seseorang silau dan kehilangan kasih sayangnya terhadap saudara; dipastikan ada janji yang terpatri dalam hati nurani bahwa sudara adalah harta dunia akhirat yang tak akan lekang sampai maut memisahkan)

10. Tebiti dimuwakhi, bangik sakik jejama, ingok segala musim (artinya: terngiyang / selalu teringat dengan saudara, merasuk emosi keiginan selalu bersama dalam senang dan susah, selalu teringat / terkenang dengan saudara dalam segala musim [peceklik atau panen raya]. Hubungan saudara itu ditandai adanya ikatan perasaan mendalam, sehingga selalu saling merindukan kebersamaan; tak ada satu kondisipun yang dapat menyebabkan terlupakan hubungan persaudaraan; meskipun dalam keadaan susah atau dilanda musibah kemarau, banjir dan bencara yang paling dahsyat sekalipun)

11. Khagom delom muwakhi, sehati sepikekhan seguwaian, mak sebik tugok khangkikhat (artinya: Dalam hidup bersaudara selalu kompak, satu hati, satu pemikiran dalam pekerjaan dan terikat ikrar sehidup-semati [tak terbatas waktu dan tempat / dunia-akhirat], sehingga tak ada rasa sakit hati antar sesama saudara. Ikatan saudara itu ditandai adanya kekompakan dalam segala urusan, baik adat, keluarga, maupun dalam kerjasama mencapai kesejahteraan sosial ekonomi)

12. Midang delom muwakhi, tepik senata mak tikkas, nabik tabik mulia (artinya: pada kesempatan kumpul bersama / pertemuan antar teman/ kerabat atau acara bincangbincang, segala kehendak / kekuatan / senjata disimpan / tidak digunakan untuk menjatuhkan, namun tetap dipegang tak terlepas (tikkas), sikap perilaku dalam acara perkmpulan yang diutamakan / dikedepankan adalah sopan santun saling menghormati dan memuliakan antara satu sama lainnya. Prinsip dalam segala petemuan selalu menjaga sikap perilakunya jangan sampai menyakiti perasaan orang lain, meskipun memiliki kelebihan, akan tetapi tetap santun dalam kesetaraan, menghormati, menghargai, memahami pendapat orang lain, dan konsisten mendukung pendapat / gagasan yang membela kebenaran dan kebaikan besama. Kebiasaan dalam bersikap perilaku ini merupakan bentuk kearifan masyarakat adat untuk tetap memelihara ikatan persaudaraan)

13. Sakuk delom muwakhi, khajuh tehadop, kakhom dang ki tanyut (artinya: keberpihakan sangat kental dalam hubungan persaudaraan, meskipun dihadapkan laut pasang yang dahsyat yang menhalangi, ibarat kapal karam tetap siap betahan untuk tidak hanyut dilanda arus deras gelombang. Dalam hubungan persaudaraan memiliki syarat kuat dari dalam hati tentang keutamaan membela saudaranya sebagaimana memperjuangkan hak diri sendiri. Dalam ikatan hubungan persaudaraan tidak mengenal takut, sebaliknya selalu siaga berani melawan tantangan atau ancaman dari pihak manapun yang akan merusak hubungan persaudaraan. Di samping itu dalam hubungan persaudaraan dalam adat Lampung selalu siaga hidup bersama saling menyayangi. Prinsip ini merupakan strategi ampuh dalam menyelesaikan konflik atau perselisihan, jangan sampai terjadi perpecahan, ibarat pepatah “najin kakhom dan ki tanyut”)

14. Pujama delom muwakhi, telikut mak pujawoh, tekas mak pulipang (atinya: kebersamaan dalam hubungan persaudaraan sangat diutamakan, meski terlepas dari penglihatan atau sempat terlupakan karena sesuatu alasan kuat, biasanya tak berlamalama segera kembali besama (mak pujawoh=tak berjauhan) dan saling mengasihi, meskipun dalam kondisi atau sebab tertentu antar pribadi bersaudara itu terpisah secara pisik, namun tak mengakibatkan berubah / putus / terpisahnya (pulipang) ikatan hubungan persaudaraan. Pada prinsipnya bahwa hubungan persaudaraan melalui penetapan angkon muwakhi beserta sumpah janjinya itu sangat kuat, sama kuatnya dengan hubungan saudara kandung. Dengan prinsip ini, maka dalam adat Lampung di syaratkan selalu menghayati nilai-nilai kebersamaan, selalu memahami kedekatan antar sesama, dan selalu berusaha bermusyawarah agar jangan sampai terpisah)

15. Tetengah tetanggah, uwah mak silau, tengedok mak kikhak [ki ikhak] (artinya: Dalam suasana kehidupan bersama di tangah-tengah masyarakat (nengah-nyappur), di mana nampak kemajuan jaman berupa kehidupan glamor, kemewahan dan keindahan dunia, tapi dalam prinsip persaudaraan pantang terpengaruh / tergoda, meski disekitar kehidupannya banyak pihak yang memiliki kekayaan yang menggiurkan, namun tak membuat pribadi menjadi iri. Dalam kehidupan masyarakat selalu percaya diri bahwa perbedaan status sosial ekonomi diantara saudara dan warga masyarakat merupakan keniscayaan, oleh karenanya mereka tetap saling mendukung dan menghormati. Bagi yang berpunya membantu yang sederhana, bagi yang kuat membantu yang lemah, sebaliknya bagi yang sederhana tahu diri, dan yang lemah mengakui yang kuat)

16. Tengkhasa delom muwakhi, helau di sakka, tuwon penyana (artinya: Perasaan dalam hati pada ikatan persaudaraan, selalu berprasangka baik, dan memiliki pertimbangan / ketetapan / kepastian dalam memprediksi suatu sikap dan tindakan orang lain. Unsur perasaan dalam hubungan persaudaraan selalu menjadi petimbangan, jangan sampai ada diantara saudara-saudaranya tersinggung lantaran ada sikap perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum adat. Oleh karena itu setiap pribadi diajarkan agar selalu mengoreksi diri dan memahami perasaan dan karakter orang lain sebelum bertindak, tujuannya adalah agar dalam segala sikap perilaku dan kerjasama menjadi lebih mudah / sukses, di samping tidak terhambat hanya karena terjadi ketersinggungan dan kesalah-pahaman)

17. Pakhda suka delom muwakhi, sakik mak sebik, tesinggung mak suya (artinya: bersama-sama saling menyukai dan gembira antar sesama saudara, mesipun tersakiti tak mengakibatkan sedih atau sakit hati, ada perasaan tersinggung dalam hati, tapi tak menimbulkan pribadi menjaditak berkenan / kontraversi atas sikap saudaranya. Dalam hubungan persaudaraan ada prinsip yang tertanam dalam pribadi bahwa dalam pergaulan sepanjang masa selalu memelihara nilai-nilai kebersamaan dalam suka dan duka, senang dan susah, sehat ataupun sakit; dalam rangkaian kronoligis pergaulan selalu menjaga prinsip kebersamaan)

18. Citta kahaga delom muwakhi, biyak happang tenunggang, kejung khebah tisapon [kesejahteraan hidup] (artinya: harapan dan keinginan diri dalam hubungan persaudaraan selalu menjadi bahan pertimbangan demi kemajuan bersama, berat aau ringan beban harus dapat dipikul / ditanggung bersama, panjang atau pendek masa pekerjaan bersama harus dapat diselesaikan. Dalam kehidupan bersama bersaudara didorong pleh prinsip bahwa dalam mengarungi / mensiasati upaya mencapai cita-cita kesejahteraan harus mampu dan tidak putus asa dalam memikul beban berat, meskipun dalam waktu yang lama betekad akan diselesaikan. Jadi cita-cita dan harapan masa depan tentang kesejahteraan lahir dan batin yang terpatri dalam hubungan persaudaraan itu adalah kesediaan dan kerelaan bersama dalam menanggung dan menyelesaikan beban pekerjaan, meskipun sulit dan memakan waktu lama)

19. Tikham delom muwakhi, seanjau sesilauan (artinya: dalam hidup bersaudara itu cirinya selalu saling rindu ingin bercerita dan bersenda gurau bersama, biasanya saling kunjung dan melihat keberadaan masing-masing secara bergantian sesuai dengan waktu dan kesempatan. Kerinduan hudup bersama merupakan unsur pengikat hubungan persaudaraan, karena dengan unsur ini antar mereka yang bersaudara terdorong untuk saling mengunjungi, sama-sama ingin mengetahui keadaan masingmasing, tentu mereka saling mendoakan agar sama-sama sehat dan panjang umur agar selalu dapat bersama.

20. Tandani angkon, sekewatekhan, seba’an, sehuyunan (artinya: tanda-tanda dari pengakuan dan saling mengngkat / mengukuhkan hubungan persaudaraan adalah selalu sama-sama saling khawatir dan saling mendoakan agar selalu dalam keselamatan, juga sama-sama saling memaklumi dan mendukung perasaan saudaranya, oleh karena itu mereka sama-sama saling memperhatikan dan tolong menolong untuk mencapai kebahagiaan bersama)

21. Sesakaian delom muwakhi, seitcang setawitan (artinya: tanda-tanda kuatnya ikatan hubungan persaudaraan adalah saling tolong menolong dalam segala kegiatan / pekerjaan, saling mengangkat terhadap saudaranya yang jatuh atau dalam kesulitan, kemudian harus ada rasa kerelaan hati untuk seterusnya mengajak / mengarahkan saudaranya agar dapat bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan untuk kesejahteraan masa depan bersama)

22. Jawoh jak muwakhi, jejama selehotan seandanan (artinya: meskipun bermukim berjauhan antar saudara, tapi sama-sama saling berkomunikasi dan dukungan tentang keadaan masing-masing dalam setiap waktu dan kesempatan. Dalam perkembangan kehidupan dapat membawa kemungkinan saling berjauhan status pemukiman, tapi meskipun demikian ikatan persaudaraan justeru makin merajut kedekatan dalam hubungan moral, kerinduan dan batiniah antar sesama. Kuatnya ikatan persaudaraan ini ditandai oleh adanya kotunuitas saling mempertanyakan dan tukar pengalaman, baik melalui titip salam dengan saudara-saudara, ataupun melalui media elektronik; bahkan dalam kedekatan moral itu dapat memberi peluang untuk melakukan pertemuan secara pisik dalam ruang dan waktu yang terncana)

23. Khusia penghukhi’an, bacak pecoh dibetong nakan khucat muwakhi (artinya: Rahasia penghidupan dalam hubungan persaudaraan adalah harus mampu menyimpan kuat-kuat rahasia penting bersama agar ikatan hubungan persaudaraan itu tetap terjaga; tidak pecah / cacat / rusak atau putus berantakan berbalik menjadi saling benci. Tapi sebaliknya sesama saudara tidak saling merahasiakan sesuatu yang menyangkut atau mengkibatkan terbatas / terhalangnya penguatan ikatan hubungan persaudaraan itu. Rahasia pribadi hanya tertutup untuk orang lain yang diperkirakan dapat merusak hubungan persaudaraan jika rahasia itu dibuka)

24. Mulia kehukhi’an, bupiil bupusanggikhi (artinya: kemuliaan ikatan hubungan persaudaraan sangat ditentukan oleh implementasi ideal dari prinsip hidup malu berbuat tercela / salah atau tak mampu berprestasi, dan bercita-cita hidup bermartabat dan terhormat di tengah-tengah saudara-saudaranya, juga terhadap masyarakat. Untuk mencapai kemuliaan itu, maka seseorang harus sanggup berjuang dan bekerja dalam jalan kebenaran dan kebaikan bagi semua pihak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar