Senin, 23 September 2019

SOLIDARITAS SOSIAL SEBAGAI INSTRUMEN TEKNOLOGI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

 Oleh
Abdul Syani

Solidaritas Sosial (kesetiakawanan sosial) berawal dari sebuah tatanan masyarakat pasca pencerahan yaitu masyarakat modern awal. Ketika karya sosiologi mulai menjadi legitimasi ilmiah, segala problem masyarakat dan kegiatan masyarakat menjadi bahan penelitian dari sosiologi. Tidak
terlepas mengenai sistem sosial dalam masayarakat modern awal. Atas dasar
semangat pencerahan tersebut timbul satu konsepsi dalam kajian sosiologi apa yang
disebut solidaritas sosial (http://www.gomarketingstrategic. com/2016/07/pengertiansolidaritas-dalam-masyarakat.html).
 

Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada
hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan
tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.Menurut
KBBI (Depdiknas, 2007), solidaritas adalah sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa
(senasib), perasaan setia kawan yang pada suatu kelompok anggota wajib
memilikinya. Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya
komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka memperhatikan
kepentingan umum.
 

Konsep solidaritas diperkenalkan dalam teori sosiologi oleh Emile Durkheim pada
tahun 1858. Menurut Durkheim, solidaritas merupakan suatu keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional
bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan
kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung
nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari
hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat
hubungan antar mereka (https://www.kajianpustaka.com/2018/03/ pengertian-jenisdan-bentuk-solidaritas-sosial.html).
 

Secara etimologis, Solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakan. Menurut
Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), Solidaritas berasal dari kata Solider yang
berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu. Sedangkan menurut
Wikipedia, pengertian solidaritas adalah integrasi, tingkat dan jenis integrasi,
ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga mereka. Jadi
solidaritas adalah membangun rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa
simpati, sebagai salah satu anggota dari kelas sama atau dapatdiartikan perasaan atau
ungkapan dalam kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.
 

Secara umum, solidaritas dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: solidaritas mekanik dan
solidaritas organik.


1. Solidaritas Mekanik
Solidaritas Mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang
masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal
adanya pembagian kerja diantara anggota kelompok. Ciri-ciri solidaritas
mekanik yaitu merujuk pada ikatan sosial yang dibangun atas dasar
kebersamaan, kepercayaan dan adat bersama. Solidaritas ini disebut dengan
solidaritas mekanik karena orang yang hidup dalam unit keluarga, suku
maupun kota bisa berdiri sendiri dan memenuhi kebutuham hidup mereka
tanpa bergantung pada kelompok lain. Solidaritas seperti ini terjadi dalam
masyarakat pedesaan. 


2. Solidaritas Organik
Solidaritas Organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah
kompleks dan sudah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga
disatukan karena adanya sifat saling ketergantungan antar anggota. Ciri-ciri
solidaritas organik yaitu menguraikan tatanan soaial berdasarkan
perbedaan individual antar rakyat. Solidaritas seperti ini terjadi di masyarakat
perkotaan.
 

Menurut Durkheim, masyarakat solidaritas organik dibentuk oleh hukum restitutif, di
mana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka.
Pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu
dari masyarakat, bukan terhadap sistem moral itu sendiri. Dalam hal ini, kurangnya
moral kebanyakan orang tidak melakukan reaksi secara emosional terhadap
pelanggaran hukum. Oleh karena itu Durkheim berpendapat bahwa dalam
masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya mengalami perubahan, dan
bukannya hilang. Dalam masyarakat terdapat perkembangan kemandirian sebagai
akibat dari perkembangan pembagian kerja yang menimbulkan kesadaran-kesadaran
individual yang lebih mandiri. Akan tetapi secara bersamaan sekaligus sifat
kemandirian ini menjadi semakin tergantung antara satu sama lainnya, karena
masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian
pekerjaan sosial.
 

Pentingnya membangun solidaritas sosial karena manusia merupakan makhluk sosial
yang berarti tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain.
Manusia akan hidup berkelompok dalam masyarakat baik itu dalam kelompok kecil
maupun kelompok besar dan tidak akan hidup sendirian.Rasa solidaritas atau
kebersamaan ini akan muncul dengan sendirinya saat manusia satu dengan yang lain
memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Dengan adanya solidaritas maka kita dapat
bersatu dan mewujudkan sesuatu bersama-sama.Salah satu contoh penerapan rasa
solidaritas dalam kehidupan sehari-hari yaitu gotong royong, seperti kerja bakti
lingkungan, kerja kelompok menyelesaikan tugas, dan keikutsertaan dalam acara
kedaerahan ditempat tinggalnya. Secara ringkas, solidaritas dapat diartikan sebagai
rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati, sebagai ungkapan
kesetiakawanan untuk mencapai kepentingan bersama. Oleh karena itu solidaritas
sosial dapat didefinisikan kesetiakawanan dalam hubungan kelompok berdasarkan
ikatan rasa saling percaya, rasa sepenanggungan, kesamaan tujuan dan cita-cita
bersama (http://www.pelajaran.co.id/2017/15/pengertian-solidaritas- jenis-manfaattujuan-dan-faktor-yang-mempengaruhi-solidaritas.html)
 

Berkaitan dengan pengertian solidaritas sebagai rasa kebersamaan, rasa kesatuan
kepentingan, maka Durkhein memilih studi bunuh diri (Suicide) karena persoalan ini
relatif merupakan fenomena konkrit dan spesifik, di mana tersedia data yang bagus
cara komparatif. Akan tetapi, alasan utama Durkheim untuk melakukan studi bunuh
diri ini adalah untuk menunjukkan kekuatan disiplin Sosiologi. Dia melakukan
penelitian tentang angka bunuh diri di beberapa negara di Eropa. Secara statistik
hasil dari data-data yang dikumpulkannya menunjukkan kesimpulan bahwa gejalagejala psikologis sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri. Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri sebenarnya
merupakan kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena itu dapat dijadikan
sarana penelitian dengan menghubungkannya terhadap sturktur sosial dan derajat
integrasi sosial dari suatu kehidupan masyarakat. Memnurut data hasil penelitian
Durkheim aspek bunuh diri dalam kesatuan keluarga, disimpulkan bahwa semakin
kecil jumlah anggota dari suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan
untuk hidup. Kesatuan sosial yang semakin besar, mengikat orang pada kegiatankegiatan sosial di antara anggota-anggota kesatuan tersebut.
 

Demikian juga dari aspek kesatuan politik, bahwa di dalam situasi perang, golongan
militer lebih terintegrasi dengan baik, dibandingkan dalam keadaan damai.
Disimpulkan bahwa angka bunuh diri ternyata lebih kecil pada masa revolusi atau
pergolakan politik, dibandingkan dengan dalam masa tidak terjadi pergolakan politik.
 

Sedangkan dari tipe bunuh diri yang disebabkan oleh sifat egoistis manusia,
Durkheim menjelaskan bahwa ditemukan dalam masyarakat atau kelompok di mana
individu tidak berinteraksi dengan baik dalam unit sosial yang luas. Lemahnya
integrasi ini melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari masyarakat, dan
masyarakat bukan pula bagian dari individu. Lemahnya integrasi sosial melahirkan
arus sosial yang khas, dan arus tersebut melahirkan perbedaan angka bunuh diri.
Misalnya pada masyarakat yang disintegrasi akan melahirkan arus depresi dan
kekecewaan. Kekecewaan yang melahirkan situasi politik didominasi oleh perasaan
kesia-siaan, moralitas dilihat sebagai pilihan individu, dan pandangan hidup
masyarakat luas menekan ketidakbermaknaan hidup, begitu sebaliknya. 


Durkheim (1997) menyatakan bahwa ada faktor paksaan sosial dalam diri individu untuk
melakukan bunuh diri, di mana individu menganggap bunuh diri adalah jalan lepas
dari paksaan sosial. Dalam kajian dalam teori solidaritas, Durkheim menerangkan
bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang
melakukan pekerjaaan yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat
masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. solidaritas
menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan / atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
 

Dengan demikian secara ringkas, solidaritas dapat diartikan sebgai rasa
kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati, sebagai ungkapan
kesetiakawanan untuk mencapai kepentingan bersama. Rasa solidaritas sosial
mendorong lahirnya ikatan sosial dalam bentuk kegiatan-kegiatan bersama dalam
kehidupan masyarakat. Setiap individu meskipun individualis pada dasarnya
menghendaki kehidupan yang damai dan tenteram, dan individu sendiri tak mungkin
dapat memenuhi kepentingan hidupnya dengan seorang diri. Oleh karena itu individu
mau tak mauharus mengadakan hubungan dengan individu-individu lain, baik
bersifat kontrak sosial ekonomis maupun bersifat humanistik alamiah sebagai makhluk sosial. Atas dasar pengertian ini, maka dapat dirumuskan bahwa solidaritas sosial
merupakan kesetiakawanan sosial berdasarkan ikatan rasa saling percaya, rasa
senasib sepenanggungan, kesamaan tujuan dan cita-cita bersama dalam hubungan
masyarakat.


Tujuan utama solidaritas sosial, antara lain adalah:


1) Terjaganya rasa persaudaraan dan pertemanan terhadap sesama;
2) Munculnya rasa keperdulian terhadap sesama baik teman, keluarga atau orang
lain;
3) Lebih peka terhadap lingkungan sekitar;
4) Terjalinnya kekompakan terhadap teman;
5) Membangun rasa kesetiakawanan.
 

Sedangkan kegunaan solidaritas sosial adalah untuk memperkuat atau meningkatkan
rasa saling tolong menolong antar sesama, memupuk rasa saling percaya, rasa
sepenanggungan dan membangun rasa peduli terkadap sesama anggota masyarakat.
Dengan solidaritas sosial berarti menunjukan pentingnya rasa kesetiakawanan antar
anggota masyarakat dalam kehidupan bersama, dimana ikatan hubungan
persaudaraan dan kekeluargaan dapat terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, dalam
hidup bersama dan dalam bekerjasama sudah seharusnya membangun rasa
solidaritas sosial agar dapat mempermudah mencapai tujuan dan cita-cita bersama.
Dengan menerapkan prinsip solidaritas sosial, di mana di dalam hubungan kerjasama
untuk mencapai kepentingan bersama berjalan dengan ikatan rasa kesetiaan, rasa
senasib sepenanggungan, salimg percaya, saling peduli dan saling menolong, maka
akan tercipta kerukunan, kedamaian, ketenteraman, keamanan dan persatuan
kelompok yang kuat, serta terhindar dari ancaman konflik. Dalam kondisi kehidupan
masyarakat yang kondusif, tentu dapat memberi peluang atau kesempatan luas untuk
berkarya, berinovasi, menggali potensi dan meningkatkan sumber daya dalam
menunjang kemudahan kerjasama dalam mencapai kepentngan bersama.
 

Dalam rangka pembangunan masyarakat, upaya meningkatkan taraf hidup menjadi
masyarakat yang sejahtera secara sosial dan ekonomi, maka para agen pembangunan
harus mampu menerapkan teknologi sosial dengan menanamkan semangat jiwa
solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan peningkatan kapasitas
sumber daya yang ada, baik berupa fasilitas kerja, maupun sumber daya manusia,
dan didukung oleh prinsip solidaritas yang tinggi, maka kelompok usaha bersama
tertentu dapat mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuannya. Dengan
memahmi, menjiwai, berkepentingan sebagai panggilan moral, dan mampu
mengimplementasikan perilaku solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat, maka
dapat mendorong perubahan masyarakat menjadi lebih percaya diri, mandiri, kreatif,
terampil, mampu menggali SDA dan SDM, dan siap kerja keras untuk berusaha
mencapai kesejahteraan bersama, dengan tidak tergantung dengan uluran tangan
pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar