Rabu, 24 Juli 2019

KONSEP DAN CIRI MASYARAKAT Oleh: Abdul Syani

Dalam pengertian sosiologi, masyarakat merupakan kumpulan sejumlahindividu yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama; mereka saling mengerti dan bekerjasama untuk memenuhi kepentingan bersama. Terdapat sistem komunikasi dan norma-norma sosial yang mengatur hubungan antar individu dalam masyarakat tersebut.Individu-individu yang hidup bersama itu merupakan suatu sistem hidup bersama yang oleh karena setiap anggota masyarakat merasa masing-masing terikat dengan kelompoknya, maka dalam proses pergaulannya cepat atau lambat akan menghasilkan berbagai cara hidup yang disebut kebudayaan. Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baruyang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya. Hassan Shadily mengatakan bahwa masyarakat dapat didefinisikan sebagai golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Dapat pula mengikuti definisi masyarakat menurut Ralph Linton yang mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Hidup bersama, bermasyarakat bagi manusia adalah sangat penting; manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan dan manusia baru dapat disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusialain dalam masyarakat. Adham Nasution (1983) menjelaskan bahwa hidup bermasyarakat adalah mutlak bagi manusia supaya ia dapat menjadi manusia dalam arti yang sesungguhnya, yaitu sebagai human being, orang atau oknum. Bukan sekadar dalam pengertian biologis, tetapi benar-benar ia dapat berfungsi sebagai manusia yang mampu bermasyarakat dan berkebudayaan. Secara umum masyarakat mempunya ciri khusus yang membedakannya dengan konsep-konsep yang berkaitan dengan berbagai bentu kumpulan individu, seperti kerumunan, kumpulan penonton, atau sejumlah komunitas orang-orang di pasar, dan sebaganya. Adapun ciri khusus masyarakat itu diantaranya adalah: 1. memiliki kebiasaan dan tata cara hidup yang teratur; 2. memiliki kerjasama; 3. terdiri dari kelompok dan penggolongan; 4. memiliki sistem pengawasan sosial; 5. memiliki ikatan primordial; 6. telah hidup dan bekerja bersama cukup lama pada suatu tempat; 7. merupakan kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu; 8. memiliki kebudayaan sebagai sarana yang mengikat anggotanya sebagai kesatuan hidup; 9. merupakan kehidupan kelompok yang memiliki rasa sosial , solidaritas dan empati; 10. merupakan golongan yang memiliki saling ketergantungan secara batiniah antara satu sama lainnya; 11. mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. 12. Terorganisir mengikuti satu cara hidup yang sama. Menurut Soerjono Soekanto (Abdul Syani, 1987), menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu: a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak adaukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoretis, angka minimumnya ada dua orang yang hidup bersama. b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan-keinginanuntuk menyampaikankesan-kesan atau perasaan perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. Ciri-ciri Masyarakat diatas nampak selaras dengan definisi masyarakat sebagaimana telah dikemukakan oleh J.L.Gillin dan J.P.Gillin, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokanyang lebih kecil. Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmadi (1999), menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang; b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu; c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Berdasarkan ciri dan syarat-syarat masyarakat diatas, maka berarti masyarakat bukannya hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, akan tetapi diantara mereka yang berkumpul itu harus ditandaidengan adanya hubungan atau pertalian satu sama lainnya. Paling tidak setiap individu sebagai anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan individu yang lainnya. Hal ini berarti setiap orang mempunyai perhatian terhadap orang lain dalam setiap kegiatannya. Jika kebiasaan itu kemudian menjadi adat, tradisi atau telah melembaga, maka sistem pergaulan hidup didalamnya dapat dikatakan sebagai pertalian primer yang saling pengaruh. Karena obyek studi sosiologi sendiri adalah masyarakat, maka perlu melakukan pendekatan dengan menggunakan perspektif sosiologis, ... tujuannya adalah untuk mengetahui gejala-gejala, realitas sosial dan perilaku yang melembaga dalam masyarakat. Dalam praktiknya dilakukan dengan penelitian yang didukung oleh kemampuan analisis yang rasional. Dalam sosiologi ada beberapa metode penelitian yang lazim dipakai untuk menemukan gejala-gejala, pola perilaku dan ciri masyarakat, yaitu: 1. Metode statistik: Metode ini banyak dipakai untuk mendeteksi hubungan atau pengaruh kausalitas antara variabel dan unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat, termasuk tentang prasangka-prasangka pribadi dan sosial. Dalam praktik sederhana metode ini adalah perhitungan angka berdasarkan instrumen berupa kuisioner yang diajukan kepada responden, disusun dalam bentuk tabel frekuensi, tabel silang, teknik korelasi atau regresi, sehingga diketahui kecenderungan hubungan kausalitasnya. 2. Metode ekspeimen Metode ini dilakukan terhadap dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode ini membandingkan dua kelompok untuk menemukan perbedaan diantara keduanya, untuk mengetahu faktor penyebabnya. 3. Metode induktif dan deduktif Metode induktif adalah sebuah penarikan kesimpulan dari fenomena khusus kearah kesimpulan umum. Sedangkan metode deduktif adalah suatu penarikan kesimpulan dari fenomena umum kearah kesimpulan khusus. 4. Metode studi kasus Metodeini digunakan untuk meneliti kebenaran realitas kejadian atau peristiwa tertentu. 5. Metode survei lapangan Metode ini digunakan untuk memperoleh data empirik / langsung pada kehidupan masyarakat. Data empirik diperoleh melalui kuisioner / angket, wawancara, ataupun observasi secara langsung. Dalam persiapannya adalah menentukan populasi yang hendak ditelitisekaligus menentukan sampelnya, yaitu individu-individu yang mewakili untuk menjawab angket atau sejumlah pertanyaan sebagai instrumen dalam kegiatan menjaring data yang diperlukan. Biasanya, angket maupun panduan wawancara dibuat dengan bahasa yang sederhana mudah dimengerti. 6. Metode partisipasi Metode ini dipakaiuntuk memperoleh data tentang kepentingan kelompok. Oleh karenanya peneliti harus mampu berbaur dengan kehidupan kelompok, tanpa diketahui identitasnya. 7. Metode empiris dan rasional: Metode empiris ini dilakukan dengan pokok pikiran pada fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan metode rasional mengutamakan pemikiran logis mencapai pemahaman terhadap fenomena dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. 8. Metode studi pustaka: metode ini dilakukan dengan pengumpulan data berdasarkan keterangan dari buku literatur diperpustakaan. Dengan metode ini dapat diperoleh datadengan tenaga, waktu dan biaya relatif ringan, dengan syarat mampu memilih literatur relevan dengan data yang diperlukan. Dengan segenap metode penelitian sosiologi tersebut, dapat mempermudah para peneliti dalam menggali dan menemukan data atau informasi yang dicari. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah terlebih dahulu melakukan pendekatan obyek dan sumber data, lalu kemudian memilih metode yang diasumsikan relevan dan menguntungkan., terutama dari segi biaya, waktu dan tenaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar