BELANGA GASI (kisah Raksasa dua bersaudara)
Ada dua orang anak kakak beradik yang sudah yatim piatu. Mereka
hidup dengan berladang dan menanam manggis di hutan. Si
kakak kegemarannya berburu burung, suatu hari si kakak pergi
berburu dan si adik menjaga manggis. Si adik lalu berkata "Kakak tandang nyepuk, manggis manis di
makan tupai". Maksudnya memberi tahukan kepada kakaknya bahwa ada
tupai hendak makan manggis. Rupanya si kakak mendengar kata-kata adiknya
dan ia menyuruh mengusir tupai. Si adik
berkata lagi tapi rupanya kakaknya sudah tidak mendengarnya,
karena sudah jauh. Ketika hari telah senja si
kakak pulang dengan membawa hasil burungnya, ia menyuruh adiknya
masak hasil buruannya tersebut.
Esoknya seperti biasanya si kakak pergi mencari burung
dan si adik menjaga manggis. Si adik melihat tupai lalu berkata pada kakaknya, seperti
kemarin. Tetapi baru saja perkataannya habis datanglah
dua raksasa yang menyeramkan. Si adik takut, sedangkan dua raksasa
itu meminta burung yang baru dimasak mereka. Karena takut si
adik memberikannya. Dua raksasa itu tidak mempunyai
belas kasihan terhadap orang yang telah bersusah payah
mencari dan memasaknya, yang penting bagi raksasa itu perutnya
kenyang. Ketika sore hari kakaknya pulang dari berburu menemukan
adiknya sedang menangis. Ia bertanya kepada adiknya, mengapa menangis dan
apa yang terjadi. Si adik menceritakan kejadian yang telah menimpanya, si
kakak sedih. Ia berfikir bagaimana caranya membunuh dua raksasa itu, si kakak
menemukan akal, yaitu akan menggali lubang yang dalam, lalu diberi
umpan ikan. Diharapkan bila raksasa itu datang lagi akan terperosok ke
dalamnya.
Tetapi keesokan harinya kedua raksasa itu tidak kena perangkap.
Tak lama kemudian raksasa itu datang lagi dan menginjak
lubang perangkap, maka keduanya masuk ke dalam lubang yang penuh
dengan duri-duri dan ranting. Keduanya kesakitan, dan kakak beradik
itu mengambil tombak lalu menancapkan ketubuh raksasa
itu hingga mati, kemudian dibakar dan baunya tersebar
kemana-mana. Seekor raksasa yang mencium bau daging terbakar
mendekatinya dan memakan daging temannya sendiri. Setelah hampir habis kakak beradik itu berseru,
bahwa langit akan runtuh dan mereka akan bersembunyi
pada pohon yang besar. Dasar raksasa itu tamak dan
bodoh, maka ia minta diikat lebih dahulu. Dengan senang hati kedua kakak beradik itu mengikat kuat-kuat
dan membakarnya hidup-hidup. Kemudian matilah raksasa
itu, dan kedua kakak beradik itu hidup rukun, aman, dan
tenteram kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar