Oleh: Abdul Syani
Techne artinya seni (art) atau cara, logos artinya pengetahuan atau wacana ilmiah dan
sosial artinya hidup bersama. Dengan demikian dapat didefinisikan sbg keseluruhan cara
dan upaya dg menjalin hubungan sosial (kehidupan bersama) yg berkualitas untuk
memperoleh kenyamanan, keamanan, kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.
Latar belakang yang mendasari teknologi sosial adalah sosiologi terapan untuk
menghasilkan warga Negara yang memiliki pengetahuan keterampilan sosiologis yang
memadai dlm membuat perencanaan sosial, kebijakan, keputusan-keputusan sosial,
tindakan-tindakan praktis aspiratif sebagai upaya menangani isu-isu sosial mutakhir dan
resolusi masalah-masalah krusial dalam masyarakat.
Karakteristik jelajah program teknologi sosial diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan sosial (Social skill) dalam mengidentifikasi masalah-masalah sosial
(setempat) yang memiliki kegunaan, kepentingan dan dampak.
2. Penggunaan sumberdaya sosial (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari
informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3. Keikutsertaan dalam mencari unsur-unsur sosial yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pemahaman sains dan teknologi kehidupan masyarakat, bukan sekedar konsepkonsep sosial abstrak, melainkan desain sosial konkrit yg dapat menggunakan utk
memecahkan masalah.
5. Penekanan pada kesadaran sosial yang berkaitan dengan terapan adaptif cara
berperilaku dlm kehidupan bersama yg dapat diterima sbg kepentingan dlm
bekerjasama sesuai dg karakteristik sains dan teknologi.
6. Sumber daya humas mempunyai peran strategis dlm upaya mengendalikan isu dan
pmecahan masalah sosia yg timbul sbg dampak perubahan.
7. Menggali unsur-unsur sains dan teknologi sosial yang berkaitan dg potensi
kecerdasan sosial yg dapat berfungsi sbg prinsip hidup dalam menciptakan dan
memelihara kerukunan hubungan bersama di tengah-tengah kemajemukan sosial
budaya masyarakat.
8. Berdamai bejalar dari masyarakat.
Penggunaan istilah teknologi (technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200
tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan
biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan. Istilah ini seringkali
dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861). Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring
dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada
permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein
Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi
technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di
antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena
kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology.
Pada dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada pengkajian seni-seni
industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri. Pada tahun 1937, seorang sosiolog
Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines, utensils,
weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and
the skills by which we produce and use them ("teknologi meliputi semua alat, mesin,
aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan
pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu").
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun bukan benda
yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu
nilai. Dalam penggunaan pengertian ini, berarti teknologi merujuk pada alat, dan mesin
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah
istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis
atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau
pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual,
seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.
Kata "teknologi" juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik. Dalam
konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang bagaimana cara
untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki,
menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan; ia meliputi
metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Ketika
dipadukan dengan istilah lain, seperti "teknologi medis" atau "teknologi luar angkasa", ia
merujuk pada keadaan pengetahuan, dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing.
"Technology state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk pada
teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah
kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni
untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah
bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama
manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru;
bangkitnya budayadunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer.
Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat
juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti
pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa,
yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis
(https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi).
Dalam pengertian eksakta, teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan
api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda
telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka.
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan
Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan
manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang
semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Dalam kehidupan masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi dan telah
memberi peluang kemudahan bagi masyarakat dalam prose produksinya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan teknologi manusia dapat memperkecil atau
bahkan menghilangkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, dan terhindar dari
terkurasnya tenaga pisik dan sumber daya alam yang merugikan. Dalam hal ini berarti
penerapan teknologi dapat memengaruhi nilaidan etika perilaku masyarakat menjadi lebih
efisiensi dalam konteks produktivitas manusia. Akan tetapi keadaan ini dalam sistem
hubungan sosial dapat mengakibatkan terkucilnya manusia, terutama jika tidak didukung
oleh pemahaman bahwa kemajuan yang berkesinambungan dan menguntungan itu
niscaya melalui transhumanisme dan tekno-progresivisme.
Sedangkan dalam pengertian sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat, manusia pun
disebut sebagai makhluk sosial karena tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan
interaksi sosial dengan orang lain. Untuk itu perlu dibagikan informasi mengenai
pengertian sosial menurut para ahli beserta definisi dan unsur-unsur sosial secara umum.
Dalam kaitannya dengan ilmu sosial, Aikenhead (Alit 1994) memberikan batasan society
is the social milieu. Society merupakan lingkungan pergaulan sosial serta kaidah-kaidah
yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Menurut Ryan (Alit 1994), bahwa
pengaruh sains dan teknologi terhadap masyarakat (society), adalah tanggung jawab
sosial, kontribusi terhadap keputusan sosial. Membentuk (mengawal, mengendalikan)
masalah sosial, menyelesaikan masalah praktis dan sosial, serta kontribusi terhadap
ekonomi, militer, dan berpikir sosial. Terdapat banyak definisi sosial yang dikenal luas
dan sering dikemukakan oleh banyak pakar dan peneliti baik dari Indonesia atau luar
negeri. Selain itu definisi sosial juga bisa dilihat di KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengertian dan definisi sosial
menurut para ahli beserta ciri-ciri sosial.
Pengertian sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan
nonindividualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan
manusia dan masyarakat di manapun. Pengertian sosial ini merujuk pada hubunganhubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia, hubungan manusia
dengan kelompok, serta hubungan manusia dengan organisasi untuk mengembangkan
dirinya. Pengertian sosial berhubungan dengan jargon yang menyatakan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial. Setiap manusia memang tidak bisa hidup sendirian.
Seseorang membutuhkan orang lain untuk mendukung hidupnya. Dukungan ini bukan
hanya berarti bantuan, namun dukungan ini berarti juga jaminan seseorang untuk
mengembangkan dirinya. Manusia yang bersosialisasi kurang baik dengan seseorang
lainnya akan menjadi pribadi yang tidak berkembang sempurna.
Pengertian sosial tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, karena memang
diarahkan pada seluk beluk kehidupan manusia bersama kelompok di sekitarnya. Istilah
ini juga dapat diabstraksikan ke dalam perkembangan-perkembangan kehidupan manusia,
lengkap dengan dinamika serta masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitarnya.
Pengertian sosial memaknai persinggungan antarmanusia, yang kemudian disebut
interaksi. Interaksi ini dimulai sejak manusia memiliki hubungan kontrapsikis maupun
kontrafisik dengan orang-orang di sekitarnya. Sekecil apapun bentuk kontrafisik dan
kontrapsikis yang dihasilkan, jika memunculkan singgungan atau reaksi secara sosial,
misal pengungkapan kata terhadap lawan sosial, sudah berarti interaksi. Hanya bentuknya
interaksi sederhana, karena berlangsung secara singkat.
Dalam kehidupan sosial, manusia berkembang melalui reaksi kelompok, yaitu kontak
atau saling persinggungan antara individu dengan individu lainnya dalam lingkup
kelompok tertentu. Reaksi kelompok ini secara sederhana dapat diistilahkan sebagai
lingkungan pergaulan, dari mulai pertemanan, persahabatan, ikatan kekerabatan, hingga
hubungan persaudaraan. Hubungan-hubungan tersebut berkembang dalam lingkup
kehidupan manusia dalam suatu ruang gerak yang dinamai masyarakat. Dalam pengertian
sosial, masyarakat dapat diartikan sebagai kelompok-kelompok yang memiliki
kebudayaan teratur dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, serta kepentingan para
anggotanya. Masyarakat dalam pengertian sosial muncul karena adanya individu-individu
yang memiliki kepentingan di dalam suatu lingkungan untuk memenuhi dan melengkapi
kebutuhannya. Untuk mendapatkan keinginannya secara sempurna, individu-individu itu
menetap di satu kawasan dalam waktu yang cukup lama sehingga melahirkan kebudayaan
khusus. Kebudayaan ini kemudian membentuk pola-pola kehidupan tertentu yang teratur
dari waktu ke waktu dalam kehidupan masyarakat setempat.
Talcott Parson menyatakan, bahwa dalam keberlangsungan masyarakat ada yang disebut
sebagai sistem-sistem sosial, yakni seluruh tindakkan sosial yang dilakukan oleh para
anggotanya untuk tetap mempertahankan keutuhan masyarakat tersebut. Para anggota
masyarakat di satu kawasan akan sepenuhnya melindungi lingkungannya, dari ancaman
apapun yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup mereka. Sistem sosial ini tidak
dapat dilepaskan dari unsur kepentingan anggotanya yang kemudian disosialisasikan
secara meluas demi persamaan pandangan. Bahkan jika telah membentuk sebagai sebuah
kebudayaan, kepentingan ini akan diwariskan secara turun temurun. Sistem yang
dimaksud bukan sekadar ikatan keluarga atau ikatan pertemanan saja. Sistem dalam
pengertian sosial ialah hal-hal yang disepakati oleh sekelompok masyarakat untuk
melindungi keberlangsungannya. Hal-hal itu yang mengikat hubungan manusia dalam
masyarakat, di luar respon-respon yang muncul secara alami dalam sebuah interaksi
sosial.
Spencer beranggapan bahwa masyarakat dapat dianalogikan sebagai organisma yang
terdiri dari bagian-bagian terpenting yang memiliki ketergantungan satu sama lain
sehingga, jika salah satu bagian saja tidak berfungsi, maka akan sangat mungkin
mengganggu fungsi lainnya. Sistem yang dimaksudkan dalam pengertian sosial ialah
suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi satu sama lainnya, atau interaksi yang
dialami kelompok-kelompok sosial yang memiliki nilai, norma, dan tujuan yang sama.
Dalam keberlangsungannya sistem sosial melibatkan unsur-unsur, seperti pranata, norma,
dan hukum, baik hukum adat maupun hukum publik.
Kemudian Parson mendefinisikan sistem sosial sebagai proses-proses interaksi yang
dilakukan oleh para anggota masyarakat atau dalam istilah ilmu sosial disebut dengan
pelaku sosial (actor). Ada pula yang disebut dengan struktur sistem sosial yang berarti
struktur relasi yang terbentuk di antara para pelaku interaksi, diistilahkan jaringan
relasi.Dalam konteks pranata disebut juga sebagai institusi, yaitu serangkaian aturan yang
memberikan batas-batas norma pada aktivitas kelompok. Pranata sosial dijelaskan dalam
norma-norma yang kita kenal, seperti norma agama, kesopanan, kebiasaan,
kesusilaan, hukum, dan sosial.
Dalam kehidupan masyarakat terdapat nilai-nilai sosial yang merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan kesepakatan masyarakat atas kepantasan, baik sikap
perilaku, maupun dalam penampilan busana atau penggunaan simbol-simbol tertentu.
Nilai ini disosialisasikan secara turun-temurun, diwariskan oleh masyarakat dalam satu
lingkungan kebudayaan tentang sesuatu yang boleh ataupun dilarang dilakukan. Dalam
kehidupan masyarakat tertentu, sifat nilai lebih longgar atau tidak terlalu ketat. Jika ada
pelanggarnya hanya diberikan sanksi sosial sedarhana berupa gunjingan berbisik yang
dalam waktu lama dapat membuat perubahan bagi pelakunya.
Ada beberapa pendapat ahli tentang teknologi sosial, pembangunan hubungan masyarakat
atau instrumen kesejahteraan sosial. Semua pemahamanan tehnologi sosial ini pada
prinsipnya berkaitan dengan strategi dalam upaya menciptakan harmonisasi kehidupan
kelompok sosial. khususnya persatuan, kebersamaan dan kerjasama dalam meningkatkan
kesejahtaraan sosial bersama, tanpa selisih dan konflik. Apabila hal ini terus terjadi dan
tidak ada usaha untuk mengubah situasi tersebut menjadi lebih baik maka dapat
dipastikan bahwa kehidupan bermasyarakat menjadi tidak tentram, yang kuat akan